Rev. Angus Stewart
Anda tahu apa artinya tebusan. Tebusan adalah satu jumlah yang dibayarkan untuk menyebabkan dilepaskannya atau dibebaskannya orang-orang yang ditawan. Anda pernah mendengar kejadian-kejadian di mana penculik atau teroris membawa paksa orang-orang dan menahan mereka. Kemudian mereka menuntut tebusan: “Jika kalian membayar kami (sejumlah uang tertentu), kami akan melepaskan orang-orang yang kalian kasihi.”
Surat 1 Timotius 2:6 menyatakan bahwa Tuhan Yesus “telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan.” Salib Kristus bukan sekadar tebusan yang bersifat figuratif atau metaforikal; salib Kristus adalah tebusan yang nyata. Ada tawanan-tawanan yang nyata di dalam penawanan atau keterbelengguan yang nyata: di bawah kuasa dosa (Rm. 3:9), di bawah kutuk Taurat (Gal. 3:10), di dalam perhambaan kepada maut, di dalam takut kepada maut (Ibr. 2:15), di dalam perbudakan Iblis (Ef. 2:2), di dalam perhambaan kepada dunia dan di bawah takut kepada neraka.
Terjadi pembayaran tebusan yang nyata untuk tawanan-tawanan yang nyata yang berada di dalam keterbelengguan yang nyata. Ini adalah tebusan dengan harga yang tidak terhingga: Anak Allah yang berinkarnasi, yang selalu taat dan yang tidak pernah berdosa. Ia menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung karena kesalahan-kesalahan kita dengan menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan, di dalam ketundukan yang rela kepada Bapa-Nya dan di dalam kasih-Nya yang tidak terbatas untuk kita, sebagai pembayaran yang sukarela bagi dosa-dosa kita.
Tebusan yang nyata ini dibayarkan untuk para tawanan yang nyata yang berada di dalam keterbelengguan yang nyata kepada penawan yang nyata. Tebusan ini dibayarkan kepada Allah dan bukan kepada Iblis, berlawanan dengan teori lama tentang tebusan kepada Iblis yang dibayarkan oleh pendamaian Kristus. Tebusan ini dibayarkan kepada Pribadi yang sama yang kepada-Nya persembahan dan pengorbanan Kristus diberikan. “Oleh Roh yang kekal,” Kristus “telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah” (Ibr. 9:14). “Sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah” (Ef. 5:2). Tebusan ini dibayarkan kepada Yang Mahakuasa, yang adalah Sang Pemberi Taurat, Penguasa, dan Hakim, Dia yang adil dan kudus terhadap siapa kita telah berdosa, sehingga pemuasan diberikan untuk Taurat-Nya dan karakter-Nya yang benar.
Perhatikan kaitan antara Sang Pengantara dan tebusan ini. Tuhan kita Yesus Kristus adalah Pengantara kita sekaligus tebusan bagi kita, karena Ia adalah Sang Pengantara yang memberikan diri-Nya sendiri sebagai tebusan bagi kita, seperti perkataan Rasul Paulus, “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan” (1Tim. 2:5-6). Kebenaran tentang “esa pula Dia yang menjadi pengantara” membawa kita kepada Dia sebagai tebusan. Mengapa? Karena Pengantara antara Allah dan manusia hanya bisa menghancurkan perseteruan di antara kita dan menyebabkan persekutuan di antara kita berdasarkan penebusan-Nya bagi diri kita dari kekudusan Yehova yang menuntut balas.
Bertolak belakang dengan Kitab Suci, terdapat sistem Katolikisme Roma yang bersifat pemberhalaan. Roma mengajarkan bahwa orang-orang harus berdoa kepada dan melalui para orang-orang kudus (para santo dan santa), menjadikan mereka sebagai pengantara-pengantara, berlawanan dengan kebenaran bahwa Kristus adalah “Pengantara yang esa.” Selain itu, konon orang-orang juga bisa mengambil dari perbendaharaan perbuatan baik para orang kudus itu, menjadikan mereka penyedia sebagian dari tebusan bagi kita. Demikian pula, Roma mengajarkan bahwa Maria (bukan perempuan kudus yang ada di dalam Alkitab, tetapi ilah perempuan dari imajinasi Roma) adalah mediatriks – perempuan yang menjadi pengantara – karena orang-orang harus berdoa kepada dan melalui dia. Maria semakin dipandang, dan dibicarakan, sebagai redemtriks – perempuan yang menjadi penebus – yang membayar tebusan bagi orang-orang berdosa.
“Pengantara [kita yang esa] antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus … telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia” (ay. 5-6). Anda tahu apa yang dilakukan kaum Arminian dengan frasa “semua manusia.” Mereka mengklaim bahwa ini mutlak berarti setiap orang, setiap individu. Mereka mengutip frasa “bagi semua manusia” dengan sukacita, seakan-akan ini mengukuhkan ajaran sesat mereka. Anda meminta dari mereka bukti bahwa “semua manusia” di sini berarti setiap manusia individual yang pernah hidup dan akan hidup. Mereka tidak bisa memberikan bukti tetapi mereka tampaknya bergeming. Anda mengutip perikop-perikop di dalam Alkitab – dan ada lusinan jumlahnya! – di mana frasa “semua manusia” bukan berarti setiap orang atau setiap individu, dan kembali Anda meminta dari mereka bukti bahwa di sini frasa tersebut memiliki arti seperti yang mereka klaim. Kembali, tidak ada bukti yang diberikan.
Anda bertanya kepada mereka apakah Yesus benar-benar mati bagi orang-orang yang telah melakukan dosa yang tidak terampuni, orang-orang yang untuknya kita bahkan diperintahkan untuk tidak mendoakan (Mat. 12:32; 1Yoh. 5:16). Anda bertanya mengapa Kristus mau mencurahkan darah-Nya yang teramat bernilai itu untuk menebus orang-orang yang telah berada di neraka dan tidak mungkin lagi diubah keadaannya (Luk. 16:26). Mengapa Tuhan mau memberi pendamaian bagi dosa-dosa Antikristus, si manusia durhaka, yang kebinasaan kekalnya sudah dipredestinasikan dan dinubuatkan (2Tes. 2:3, 8; Why. 19:20; 20:10)?
Kaum Arminian “sesat … tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah” (Mat. 22:29). Pertama, mereka tidak mengerti kuasa Allah di dalam tebusan Kristus. Tuhan Yesus membayar tebusan, tetapi, menurut kaum Arminian, tebusan ini tidak menebus sebagian besar dari orang-orang yang baginya tebusan ini dibayarkan. Yehova menerima tebusan ini, tetapi Ia tidak melepaskan sebagian besar dari orang-orang yang baginya tebusan ini dibayarkan! Ingat bahwa ini adalah tebusan yang nyata yang dibayarkan dan diterima 2.000 tahun yang lalu. Maka kaum Arminian merendahkan kuasa (dan hikmat) Allah Anak, yang telah membayarkan tebusan ini, dan kuasa (dan kesetiaan) Allah Bapa, yang gagal untuk melepaskan banyak orang bagi siapa Ia telah menerima tebusan ini.
Selain itu, kaum Arminian telah menjadikan Yesus Kristus pengantara seperti apa? Pecundang yang sangat malang! Ia adalah pengantara yang impoten karena Ia tidak berhasil dalam mendamaikan Allah dengan sebagian besar orang yang baginya Ia melakukan perantaraan, karena sebagian besar orang itu masih berseteru dengan Yehova di dalam dunia yang sekarang ini maupun di dalam dunia yang berikutnya.
Kedua, ajaran sesat Arminian tentang tebusan universal juga menunjukkan bahwa mereka tidak mengerti Kitab Suci, karena ada banyak teks yang membuktikan partikularitas tebusan Kristus (mis. Yes. 53:10-12; Yoh. 10:11, 15; 15:13-14; Ef. 5:25). Selain itu, 1 Timotius 2:6 harus dipahami sesuai konteksnya. “Semua orang” di dalam ayat 1 dijelaskan sebagai semua tipe atau jenis manusia, khususnya, dalam bagian ini, “raja-raja” dan “semua pembesar” (ay. 2). Maka kita harus berdoa untuk mereka, bahkan sekalipun mereka jahat dan menganiaya kita (ay. 1-2). Allah berkehendak untuk menyelamatkan semua jenis manusia (ay. 4), bahkan para penguasa sipil, dan tidak ada Juruselamat lain atau keselamatan lain untuk para penguasa dan pejabat, karena hanya ada “satu pengantara” (ay. 5, KJV) yang “telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia” (ay. 6). Puji syukur kepada Allah Tritunggal, karena Kristus, satu-satunya Pengantara kita dan satu-satunya tebusan kita, adalah satu-satu-Nya pengharapan kita!
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.