-
Allah sejak kekekalan telah mempredestinasikan sebagian manusia kepada kehidupan, dan mereprobasi sebagian kepada kematian.
-
Sebab penggerak atau sebab efisien dari predestinasi kepada kehidupan bukanlah prapenglihatan akan iman, atau akan ketekunan, atau akan perbuatan baik, atau akan apa pun yang merupakan bawaan lahir di dalam diri orang yang dipredestinasikan, melainkan hanya kehendak dari kerelaan Allah.
-
Terdapat jumlah yang sudah ditetapkan dan pasti dari orang yang dipredestinasi, yang tidak bisa ditambah atau dikurangi.
-
Mereka yang tidak dipredestinasikan kepada keselamatan secara tidak terelakkan akan dihukum karena dosa-dosa mereka.
-
Iman yang sejati, hidup, dan yang membenarkan, dan Roh Allah yang menguduskan, tidak hilang dan juga tidak berlalu – entah secara total atau secara final – di dalam diri kaum pilihan.
-
Manusia yang benar-benar beriman – yaitu dia yang dikaruniai iman yang membenarkan – memiliki kepastian oleh jaminan penuh dari iman (“plerophoria fidei”) akan penghapusan dosa dan keselamatan kekal dirinya di dalam Kristus.
-
Anugerah yang menyelamatkan bukan dikaruniakan, bukan dijadikan berlaku untuk umum, bukan diberikan kepada semua manusia, yang olehnya mereka bisa diselamatkan, jika mereka menginginkannya.
-
Tidak seorang pun yang bisa datang kepada Kristus kecuali itu dikaruniakan kepadanya, dan kecuali Bapa menariknya: dan tidak semua manusia ditarik oleh Bapa untuk datang kepada Anak.
-
Tidak seorang pun manusia yang memiliki kehendak atau kemampuan untuk diselamatkan.
Artikel-Artikel Lambeth ditulis oleh Dr. William Whitaker, Guru Besar Kerajaan dalam Divinitas di Cambridge, dengan masukan dari Dr. Richard Fletcher (Uskup London), Dr. Richard Vaughan (Uskup Bangor yang terpilih), dan Humphrey Tyndall (Dekan Ely).
Artikel-artikel ini disetujui secara resmi oleh Uskup Agung Canterbury (Dr. John Whitgift), Uskup Agung York (Dr. Matthew Hutton), Uskup London (Dr. Richard Fletcher), Uskup Bangor yang terpilih (Dr. Richard Vaughan), dan para pejabat tinggi gereja yang bersidang di Lambeth Palace di London (20 November 1595). Dr. Whitgift, Uskup Agung Canterbury, mengirim Artikel-Artikel Lambeth ke Universitas Cambridge beberapa hari kemudian (24 November 1595), bukan sebagai hukum dan dekrit baru, melainkan sebagai penjelasan bagi poin-poin tertentu yang sudah ditetapkan sebagai hukum negeri itu.
Di dalam Konferensi Istana Hampton antara Raja James I dan sejumlah pejabat tinggi gereja serta para pemimpin kaum Puritan (Januari 1604), Dr. Reynolds mengajukan permohonan agar “sembilan pernyataan yang ortodoks yang disimpulkan di Lambeth bisa dimasukkan ke dalam Buku Artikel-Artikel.” Tetapi Artikel-Artikel Lambeth tidak pernah secara resmi ditambahkan pada Tiga Puluh Sembilan Artikel dari Gereja England (1563). Namun artikel-artikel itu diterima oleh Konvokasi Dublin pada tahun 1615 dan dimasukkan ke dalam Artikel-Artikel Irlandia (1615), yang diyakini sebagian besarnya merupakan karya James Ussher, yang nantinya menjadi Uskup Agung Armagh dan Primat Seluruh Irlandia (1625-1656). Di dalam Gereja Irlandia, Artikel-Artikel Lambeth untuk suatu jangka waktu memiliki otoritas sebagai semi-pengakuan iman. Dikatakan bahwa artikel-artikel ini ditunjukkan di dalam Sinode Dordrecht (1618-1619) oleh para utusan dari England, sebagai putusan Gereja England mengenai kontroversi Arminian.
Sayangnya, pada saat ini sebagian besar gereja Anglikan di seluruh dunia sudah terjatuh ke dalam kehendak bebas Arminian dan bahkan lebih buruk lagi, dan Artikel-Artikel Lambeth yang penuh iman ini sudah tidak dikenal atau ditolak.
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.