Brian D. Dykstra, guru di Sekolah Hope P.R. Christian
Saya tidak memberi tahu anda mengenai suatu hal yang baru dengan mengatakan bahwa di Michigan, Amerika Serikat dan kini juga dunia sedang menghadapi saat perekonomian yang berat. Bagian bisnis dari The Grand Rapids Press melaporkan mengenai masalah ini pada edisi Sabtu, 18 October 2008. Dari suatu artikel dari Associated Press yang berjudul “Building Report Spells Recession”, saya mengutip:
Bangsa ini kelihatannya sedang membangun sedikit perumahan tahun ini dibandingkan masa sejak akhir Perang Dunia II, sungguh suatu ekonomi yang menyedihkan yang hampir dipastikan telah memasuki suatu resesi, seperti yang dikatakan para analis hari Jumat lalu.
Ketika ekonomi tampaknya meredup bahkan lebih lanjut dengan laporan yang buruk akan PHK dan keyakinan konsumen yang menyatakan masa-masa tersunyi sejak keruntuhan keuangan yang dimulai bulan lalu. Minggu kekacauan Wall Street yang sebelumnya disangka menjadi terburuk dalam 5 tahun terakhir…
Survei bulanan oleh National Association of Home Builders menunjukkan penilaian yang mencapai angka yang rendah di awal Oktober di antara para pembangun rumah.
David Seiders, kepala ahli ekonomi dari kelompok tersebut, mengatakan bahwa para pembangun sedang terkena hantaman ganda dari kemelut keuangan: sungguh sulit bagi mereka untuk mendapat pinjaman yang digunakan untuk membangun rumah baru, apalagi menjual apa yang telah mereka bangun.
Dia memperkirakan bahwa para pembangun akan tetap memotong produksi di bulan-bulan mendatang, dengan konstruksi rumah dan apartemen baru yang berjumlah hanya 936,000 tahun ini, merupakan tingkat yang paling rendah sejak 1945…
“saya tidak berpikir ada ambiguitas dengan hubungan kita sedang mengalami resesi”, kata Mark Zandi, kepala ahli ekonomi di Moody’s Economy.com. “saya berpikir sebenarnya hal ini dimulai pada akhir tahun lalu. Dan karena kepanikan keuangan, kita akan melaluinya, agaknya hingga akhir tahun yang akan datang”.
Ahli ekonomi yang lain mengatakan bahwa mereka memperhatikan setidaknya tiga kuartal dari kontraksi, merefleksikan bagian kenyataan bahwa kaum konsumen, yang terhitung 2/3 dari aktifitas ekonomi total, sedang memperlihatkan untaian-untaian dari pergolakan terbesar di dalam sektor keuangan dalam 70 tahun.
Meskipun situsasi ekonomi saat ini tidaklah menguatirkan seperti peristiwa Depresi Besar tahun 1930-an, tentulah kita menghadapi beberapa tantangan. Faktor tantangan itu terjadi hingga beberapa tahun terakhir ketika bisnis konstruksi mulai berjalan lambat, kita telah menikmati beberapa tahun dari masa-masa ekonomi yang baik. Kita telah tumbuh bersepadanan pada standar kehidupan yang akan bersifat luar biasa bagi kakek-nenek kita dan buyut kita. Karena bagi mereka yang di antara kita yang lebih muda, hal ini merupakan masa-masa tantangan ekonomi awal yang kita telah hadapi. Kini dompet, rekening dan neraca keuangan yang lain kita tidak lagi terlihat sehat seperti sedia kala, kita memiliki beberapa prioritas yang perlu dibuat kembali. Saat uang kita menipis, dan hal itu terlihat seolah-olah persoalan tiap dolar, kita mulai bertanya pertanyaan keuangan dasar. Penyebab apa yang layak didukung keuangan kita? Berapa besar pengorbanan yang kita kehendaki untuk membuat pendidikan Reformed? Berapa besar biaya dari sekolah-sekolah kita?
Uang sekolah yang kita gunakan dan berikan untuk menyumbang kekurangan dari sekolah-sekolah lain, yang kita berikan untuk mendukung porsi yang signifikan dari pendapatan kita. Kita dapat memulai bertanya-tanya akankah pendidikan Reformed layak dibiayai.
Waktu suatu tim kasti bergumul, mereka berusaha pada dasar-dasar pertandingan. Pelempar bola akan berupaya melemparkan bola yang tidak dapat ditangkap. Kaum penangkap bola di lapangan akan berupaya bersiap dengan tangan yang kuat dan posisi yang tepat. Kaum pemukul akan berkonsentrasi untuk mengayunkan pemukul dan mengenai bola yang dilayangkan. Hal yang sama terjadi pada kita.Suatu pemeriksaan yang mendasar akan pendidikan Reformed akan membantu kita menentukan apakah pendidikan Reformed berharga bagi kita. Apakah sekolah-sekolah Kristen ini didedikasikan untuk pendidikan Reformed yang layak dibiayai selama masa-masa kesulitan keuangan ini?
Pada akhir tahun 1960-an dan 1870-an, Prof. D. Engelsma menuliskan beberapa artikel mengenai pendidikan Kristen yang muncul di dalam Standard Bearer. Dalam artikel ini Prof. Engelsma mengutip 3 karya penting dari Martin Luther. Karya-karya ini adalah “Open Letter to the Christian Nobility of the German Nation concerning the Reform of the Christian Estate” yang ditulis tahun 1520; karyanya tahun 1524 berjudul, “To the Councilmen of all Cities in Germany that They Establish and Maintain Christian Schools”; dan sebuah khotbah yang ditulis tahun 1530 berjudul “A Sermon on Keeping Children in School.”
Rencana saya (yang ditema penghiburan Allah) untuk artikel “Back-of-the-Note” saya pada tahun sekolah ini membicarakan karya-karya fundamental Luther mengenai pendidikan Kristen di mana dia tuliskan pada karya-karya ini. Bulan depan, kita akan mencoba membahas karya Luther “Open Letter”. Saya tidak tahu apakah saya akan mampu menyelesaikan pembahasan dari 3 karya penting Luther pada tahun sekolah ini. Jika saya tidak menyelesaikan, banyak ahli-ahli keuangan mengatakan resesi ekonomi saat ini dapat berlajut hingga setahun kemudian, Jika hal itu terjadi, kita mungkin memperoleh manfaat dari melanjutkan pembahasan karya-karya Luther itu tahun depan.
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.