Menu Close

Suara yang Berseru-seru di Padang Gurun

Rev. Angus Stewart

(1)

Perhatikan apa yang ditonjolkan oleh Alkitab mengenai Yohanes Pembaptis. Bukan wajahnya atau tubuhnya, karena ia bukan seorang model. Bukan kepribadiannya karena ia bukan seorang selebritas. Bukan tangannya seolah-olah ia seorang pengrajin. Bukan kakinya seakan-akan ia seorang pelari atau atlet. Kitab Suci menonjolkan “suara” Yohanes.

Ini pun bukan karena Yohanes memiliki nada atau warna suara yang indah atau merdu. Suara Yohanes ditekankan karena apa yang diproklamasikannya: Firman Allah! Yohanes disebut “suara” karena ia adalah seorang pengkhotbah yang diutus oleh Tuhan. Suara Yohanes adalah suara yang “berseru-seru” dengan kuasa dan urgensi karena keagungan dan bobot dari pesannya.

Suara Yohanes berseru-seru di padang gurun, di mana keadaannya tenang dan hening sampai proklamasinya memecah udara. Ini adalah Yesaya 40:3, yang dikutip oleh keempat penulis Kitab Injil: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun” (Mat. 3:3; Mrk. 1:3; Luk. 3:4; Yoh. 1:23).

Dan respons apakah yang tepat terhadap suara, khususnya suara yang mengumumkan Firman Allah dan berseru-seru dengan begitu lantang dan kuat? Setiap orang harus menyimak dengan sungguh-sungguh suara itu!

Waktu di mana suara itu berseru-seru dengan cermat diberikan di dalam Lukas 3:1-2. Ada tujuh orang yang disebutkan: Kaisar Tiberius (kaisar Romawi), empat penguasa di wilayah Palestina (Pontius Pilatus, Herodes Antipas, Filipus, dan Lisanias), dan dua Imam Besar bangsa Yahudi (Hanas dan Kayafas). Lukas bahkan menyebutkan dengan lebih tepat lagi kapan suara itu mulai berseru-seru: “Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius” (Luk. 3:1). Para sarjana berpendapat bahwa itu adalah tahun 26 Masehi. Dalam konteks Britania Raya, pengidentifikasian waktu yang luar biasa ini adalah seperti seseorang berkata pada tahun A menjadi Raja Britania Raya, ketika B adalah Perdana Menteri Britania Raya, dan C, D, dan E menjadi Perdana Menteri Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, dan F menjabat sebagai Uskup Agung Canterbury dengan G sebagai penggantinya yang sudah ditetapkan.

Tanggal kelahiran Yesus Kristus ditetapkan berdasarkan masa pemerintahan dari dua orang (Luk. 2:1-2), sedangkan waktu awal dari pelayanan Yohanes Pembaptis ditetapkan menurut masa pemerintahan tujuh orang, bahkan dengan menyebutkan tahun bertakhtanya sang kaisar (Luk. 3:1-2). Permulaan pelayanan Yesus Kristus adalah beberapa bulan setelah itu dan penyaliban dan kebangkitan-Nya adalah beberapa tahun kemudian.

Lukas sering disebut “sang sejarawan” sebagian karena tanggal-tanggal yang ia berikan (2:1-2; 3:1-2) dan usaha serta ketelitian yang ia lakukan di dalam menuliskan kisah Injilnya yang terilhami ini (1:1-4; bdk. Kis. 1:1 dst.). Lukas sang sejarawan menetapkan awal pelayanan Yohanes dengan begitu teliti karena suara Yohanes di padang gurun mengakhiri 400 tahun kesunyian dan membawa berita tentang kedatangan Sang Mesias dan kerajaan sorga yang dijanjikan itu!

Hubungi kami untuk mendapatkan set 6 CD atau DVD “John the Baptist’s Public Ministry (1)” oleh Rev. Stewart (£8 bermasuk biaya pengiriman) atau dengarkan online secara gratis atau nonton secara gratis di Youtube.


(2)

“Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun” (Luk. 3:1-2). Nama-nama ini bukan hanya menetapkan tanggal dimulainya pelayanan publik Yohanes Pembaptis, seperti yang telah kita perhatikan sebelumnya, tetapi juga menunjukkan jahatnya masa di mana suara Yohanes berseru-seru di padang gurun.

Kaisar Tiberius adalah kaisar Romawi yang lalim (meskipun ia bukan yang terburuk). Penjajahan Romawi atas orang Yahudi merupakan penghakiman atas mereka karena dosa-dosa mereka. Pontius Pilatus adalah gubernur Romawi yang jahat. Ia berkuasa atas wilayah Yudea dan mencakup pula Yerusalem, kota kudus itu. Pilatus inilah yang menjatuhi Yesus Kristus hukuman penyaliban, seperti yang kemudian dinyatakan di dalam Pengakuan Iman Rasuli, Kristus “menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus.”

Herodes (Antipas) dan Filipus adalah dua putra dari Herodes Agung, yang mencoba membunuh bayi Yesus (Mat. 2:1-20). Herodes Antipas inilah yang memenjarakan dan menghukum mati Yohanes Pembaptis (Luk. 3:19-20; Mrk. 6:14-29), dan yang Kristus sebut sebagai “serigala” (Luk. 13:32). Herodes menanyai dan mengolok-olok Tuhan pada saat Ia diadili (23:8-11). Melalui penolakan mereka terhadap Kristus, “pada hari itu juga bersahabatlah Herodes dan Pilatus; sebelum itu mereka bermusuhan” (ay. 12).

Hanas dan Kayafas disebut “imam besar” (3:2). Menurut Taurat Allah, seharusnya hanya boleh ada satu orang imam besar di satu waktu, karena setiap imam besar harus digantikan setelah ia mati. Rujukan kepada dua orang imam besar menunjukkan praktik Romawi yang menjual jabatan ini, serta intrik dan konspirasi orang-orang Yahudi sendiri mengenai kedudukan iman besar. Hanas menduduki jabatan ini selama sembilan tahun, setelah itu ia menjadi penasihat bagi Kayafas, penggantinya yang sekaligus adalah menantunya. Kayafas yang penuh perhitungan ini adalah orang yang berkata mengenai Tuhan bahwa “lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa” (Yoh. 11:50; bdk. 18:14). Hanas dan Kayafas adalah para pemimpin di dalam pengadilan orang Yahudi atas Yesus Kristus (18:13, 19-24, 28) dan pengadilan atas Petrus dan Yohanes (Kis. 4:6).

Jelaslah bahwa masa pemberitaan Yohanes, masa pelayanan Kristus, dan masa gereja rasuli adalah masa-masa yang jahat, jika memperhatikan para pemimpin di dalam jemaat maupun negara!

Di dalam masa yang jahat yang secara spesifik disebutkan di dalam Lukas 3:1-2, Yohanes memulai pelayanannya yang sangat penting. Ia tidak menerima panggilan yang biasa. Ia tidak diurapi sebagai seorang imam, meskipun ayahnya, Zakharia, adalah seorang imam. Ia juga bukan seorang hamba Tuhan Kristen yang dipilih oleh jemaat dan ditahbiskan dengan penumpangan tangan.

Yohanes menerima panggilan yang luar biasa. Malaikat Gabriel mengumumkan panggilan atas Yohanes kepada ayahnya di dalam bait Allah sebelum ia dilahirkan, bahkan sebelum ia dikandung (1:13-17). Mormonisme secara keliru mengklaim bahwa Yohanes ditahbiskan oleh malaikat ketika ia berusia 8 hari (Doctrine and Covenants 84:28), tetapi itu adalah hari ia disunat dan diberi nama di depan orang banyak (Luk. 2:59-63). Yohanes diperlengkapi dan diberi kualifikasi dengan dipenuhi oleh Roh Kudus sejak berada di dalam kandungan ibunya (1:15), dengan pengajaran yang saleh oleh Zakharia dan Elisabet di rumah orang tuanya, dan doa dan perenungan di padang gurun. Kemudian Yohanes menerima panggilan secara langsung dan tidak dapat ditolak untuk menjadi seorang nabi bahwa ia harus memulai pelayanan publiknya.

Bisakah Anda melihat bagaimana Allah memanggil untuk jabatan khusus di dalam gereja dan kerajaan-Nya? Mereka yang Ia karuniakan jabatan-jabatan khusus (dan sementara), seperti rasul, nabi, atau pendahulu bagi Sang Mesias, menerima panggilan yang luar biasa. Mereka yang Ia karuniakan jabatan-jabatan biasa (dan permanen), seperti gembala, penatua, atau diaken, menerima panggilan yang biasa melalui gereja dan melalui pemilihan oleh para anggota.

Yohanes berusia kira-kira tiga puluh tahun ketika ia memulai pelayanan publiknya (Luk. 1:24-26; bdk. 3:23). Sebelumnya, ia hidup di tengah ketenangan padang gurun bersama binatang liar (bdk. Mrk. 1:13). Kemudian ia menampakkan diri di hadapan Israel (Luk. 1:80).

Orang berbondong-bondong datang untuk mendengarkan seruan suara itu. Lukas 3:7 memberi tahu kita bahwa mereka adalah “orang banyak” (versi Inggris menggunakan “multitude” yang menunjukkan orang yang sangat banyak). Menurut Markus 1:5, “datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem.” Matius 3:5 menambahkan bahwa “seluruh daerah sekitar Yordan” datang untuk mendengarkan khotbah Yohanes. Di antara murid-murid Yohanes Pembaptis yang berasal dari Galilea adalah Andreas, Simon, Filipus, dan Natanael (Yoh. 1:35-51). Orang banyak itu terdiri dari beragam orang: pemungut cukai dan prajurit (Luk. 3:12, 14), nelayan, seperti Petrus dan Andreas, dan bahkan kaum Farisi dan Saduki (Mat. 3:7), dan para imam dan orang-orang Lewi (Yoh. 1:19).

Mari kita bayangkan pemandangan ketika Yohanes “datang … ke seluruh daerah Yordan” (Luk. 3:3). Daerah ini terletak di sebelah utara Laut Mati, di dekat Sungai Yordan. Yohanes pergi dari satu tempat ke tempat lain, ke lokasi-lokasi yang mungkin telah ia lihat dan perhatikan selama masa-masa ia menyendiri di padang gurun sebelum pemberitaannya di hadapan umum (1:80). Orang-orang dari Yerusalem dan wilayah-wilayah sekitar Yudea, Perea, dan Galilea serta dari berbagai kalangan dan pekerjaan seperti prajurit dan kaum Saduki, nelayan dan kaum Farisi datang untuk mendengarnya berkhotbah. Setelah berhari-hari dan berminggu-minggu dan berbulan-bulan, kerumunan orang banyak yang mungkin jumlahnya ratusan atau ribuan, bahkan disebut “orang banyak” (“multitude,” 3:7), datang untuk mendengarkan dia.

Bagaimanakah jumlah orang yang menghadiri pelayanan Yohanes Pembaptis dibandingkan dengan pemberitaan oleh para nabi mulai dari Samuel? Dari catatan Alkitab, tampaknya secara umum orang yang datang untuk mendengarkan Yohanes Pembaptis lebih banyak daripada yang datang untuk mendengarkan Yesaya atau Yeremia, atau Elia atau Elisa, atau Hosea atau Yoel.

Dalam kesempatan berikutnya kita akan membahas mengapa, di dalam providensi Allah, orang-orang dengan jumlah yang begitu banyak ini, yang belum pernah terjadi sebelumnya, datang untuk mendengarkan Yohanes Pembaptis.


(3)

Mengapa kumpulan orang dengan jumlah yang selalu banyak – hal yang belum pernah terjadi sebelumnya – datang untuk mendengarkan Yohanes Pembaptis di dalam providensi Allah? Dari awal kita harus memperhatikan bahwa ini tidak ada kaitannya dengan dilakukannya mujizat-mujizat oleh Yohanes. Orang banyak datang kepada Kristus dan para rasul-Nya sebagian karena tanda-tanda yang mereka perbuat, tetapi tidak demikian halnya dengan Yohanes. Ia tidak melakukan satu mujizat pun yang menakjubkan atau satu tanda pun karena, seperti dinyatakan oleh Yohanes 10:41, “Yohanes memang tidak membuat satu tandapun.” Kita bertanya-tanya bagaimana kaum Pentakosta akan menjelaskan hal ini. Mungkin Yohanes tidak cukup beriman! Mungkin ia tidak memiliki cukup Roh Kudus? Tetapi Yohanes Pembaptis dipenuhi Roh sejak di dalam kandungan ibunya (Luk. 1:15). Bahkan di masa Alkitab, ketika banyak orang yang memegang jabatan luar biasa sebagai nabi dan rasul memang melakukan mujizat, tidak semua nabi diberi kuasa ini. Kita tidak membaca tentang Yeremia atau Hosea, misalnya, melakukan satu mujizat pun. Yohanes Pembaptis adalah pembuka jalan dan yang terbesar dari antara para nabi Perjanjian Lama karena ia memberitakan sekaligus berjumpa dengan Sang Mesias (Mat. 11:11), tetapi ia tidak melakukan mujizat.

1) Salah satu faktor utama dari banyaknya orang yang datang kepada Yohanes adalah 400 tahun kesunyian. Sejak kematian Maleakhi, tidak ada nabi yang dibangkitkan di Israel selama empat abad. Di Kepulauan Britania, ini akan membawa kita kembali ke masa Raja James I (1603-1625) atau sebelum para Bapa Peziarah mendarat di New England! Di dalam waktu 400 tahun itu, betapa sungguh-sungguhnya orang Yahudi menyanyikan Mazmur 74:9: “Tanda-tanda kami tidak kami lihat, tidak ada lagi nabi, dan tidak ada di antara kami yang mengetahui berapa lama lagi.” Anda mungkin berkata, “Bagaimana dengan ucapan-ucapan yang terilhami dari Zakharia, Maria, dan Elisabet di dalam Lukas 1, atau ucapan Simeon di dalam Lukas 2?” Tetapi semua itu hanya kejadian satu kali dan tidak menandakan bahwa mereka memiliki jabatan kenabian yang berkesinambungan untuk menyampaikan berita. Yohanes Pembaptis adalah nabi pertama di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru (yang datang 400 tahun setelah nabi terakhir Perjanjian Lama) dan Rasul Yohanes adalah nabi terakhir di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru (meninggal sudah lebih dari 1.900 tahun yang lalu).

2) Unsur lain yang membantu menjelaskan kumpulan orang banyak yang mendatangi pelayanan Yohanes adalah meningkatnya pengharapan Mesianis. Di dalam banyak perikop, Perjanjian Lama memprediksikan bukan hanya kedatangan Kerajaan Allah, tetapi juga kedatangan satu individu Juruselamat atau Penebus. Ia adalah keturunan perempuan itu, Silo, nabi yang seperti Musa, imam menurut peraturan Melkisedek, anak Daud, sang Cabang, hamba yang menderita, malaikat perjanjian, dan seterusnya. Selama berabad-abad, umat Allah telah mendoakan dan mencari Dia yang Akan Datang yang membawa kelepasan. Pengharapan Mesianis ini meningkat menjelang akhir dari 400 tahun kesunyian oleh kisah-kisah tentang kelahiran dan saat-saat awal Yesus. Seorang putra dilahirkan oleh seorang perawan! Para gembala di Betlehem yang melihat malaikat Tuhan, sejumlah besar bala tentara sorga, dan bayi yang baru lahir itu; Simeon dan Hana dengan bayi itu saat baru berumur delapan hari di bait Allah; orang-orang yang takjub dengan hikmat Yesus yang baru berumur dua belas tahun di bait Allah – semua orang telah berbicara tentang bocah ajaib ini. Berpindah dari Lukas 2 menuju Matius 2, kita melihat orang-orang majus yang mengikuti bintang, Herodes Agung dan para pemimpin agama di Yerusalem, dan pembantaian terhadap anak-anak yang tidak bersalah di dan sekitar Betlehem – sekali lagi, berita tentang peristiwa-peristiwa ini telah tersebar. Tambahan pula laporan-laporan tentang kehidupan Yesus yang kudus di Nazaret!

3) Ada pula pengharapan yang sangat besar tentang Yohanes sejak masa kecilnya dan bahkan sebelum ia dikandung. Orang-orang di bait Allah yang melihat Zakharias yang bisu berusaha menceritakan dengan isyarat bahwa seorang malaikat telah menampakkan diri kepadanya; kelahiran Yohanes bagi dua orang kudus yang sudah sangat lanjut usia dan mandul; nubuat Zakharias ketika suaranya dipulihkan pada saat pemberian nama kepada putranya – bagaimana kabar tentang hal-hal ini bisa didiamkan begitu saja? Maka kita membaca bahwa “segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: ‘Menjadi apakah anak ini nanti?’” (Luk. 1:65-66).

4) Faktor lain adalah diri Yohanes sendiri, yang selama bertahun-tahun hidup seorang diri di padang gurun (ay. 80). Ia melepaskan jabatan keimaman dan pelayanan di bait Allah. Makanan dan pakaiannya sangat tidak lazim. Ia mengenakan jubah dari bulu unta, pakaian kasar yang dikenakan oleh para nabi (Za. 13:4; 2Raj. 1:8). Makanannya adalah belalang dan madu hutan, dan tidak pernah hasil dari pokok anggur. Yohanes pasti mencolok dengan rambutnya yang panjang karena nazarnya sebagai seorang nazir seumur hidup.

5) Selain itu juga lokasi pelayanan Yohanes: padang gurun (Luk. 3:2). Memang ini berarti orang banyak itu harus melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk bisa sampai kepadanya. Tetapi lokasi Yohanes begitu unik dan khidmat, dan ini pun ikut menarik kedatangan orang banyak tersebut.

6) Banyak orang yang datang kepada Yohanes karena kegiatan-kegiatannya yang khusus (Luk. 3:3). Pertama adalah baptisan air oleh Yohanes: sebuah upacara inisiasi yang unik dan hanya satu kali untuk selamanya. Kedua, berita yang disampaikannya, yang sangat bersungguh-sungguh, tulus, apa adanya, dan berapi-api. Sudah tidak ada pemberitaan seperti itu di Israel selama berabad-abad sehingga orang banyak berbondong-bondong datang untuk mendengarkan dia.

7) Banyak orang mendengarkan kesaksian Yohanes (Yoh. 1:23) bahwa kedatangannya adalah penggenapan atas nubuat: “Seperti ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya’” (Mrk. 1:2-3, KJV). “Kitab nabi-nabi” di sini adalah Maleakhi (3:1) dan Yesaya (40:3). (Alkitab LAI menyebutkan hanya “kitab nabi Yesaya” – penerjemah.) Hal ini juga menambah minat terhadap pelayanannya.

Semua alasan di atas bersama-sama membantu menjelaskan mengapa orang banyak datang kepada Yohanes Pembaptis. Kita juga harus mengingat bahwa Yang Mahatinggi berkehendak agar Israel mengetahui tentang Yohanes dan mendengarkan berita yang disampaikannya karena ia adalah pembuka jalan yang mendahului kedatangan Anak Allah yang berinkarnasi. Pelayanan Yohanes tidak boleh hanya diketahui oleh segelintir orang secara rahasia.

Di dalam kesempatan berikutnya, kita akan memperhatikan berita yang luar biasa mengenai Sang Mesias yang diumumkan oleh suara yang berseru-seru di padang gurun ini (Luk. 3:3-6).


(4)

Pesan yang diumumkan oleh suara yang berseru-seru di padang gurun itu diringkaskan oleh nubuat di dalam Yesaya 40:3-5, yang dikutip di dalam Lukas 3:4-6: “Seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”

Gambaran yang diberikan di sini adalah bahwa seorang raja yang agung akan melakukan perjalanan dengan kereta kerajaannya ke salah satu daerah di wilayah kekuasaannya. Tetapi kondisi jalan yang akan dilalui begitu buruk, karena berkelok-kelok dan bergelombang, dengan banyak tanjakan dan lubang. Jalan itu harus diperbaiki karena sang penguasa akan datang. Ratakan, luruskan, dan timbun lubang-lubang itu!

Siapakah Dia yang akan datang itu? Lukas 3:4 menyebut-Nya sebagai “Tuhan,” yaitu Yehova, yang diterjemahkan sebagai “TUHAN” di dalam Yesaya 40:3, yang juga mengidentifikasi-Nya sebagai “Allah.” Jadi, yang akan datang adalah Tuhan Allah! Ini membuktikan keilahian Tuhan Yesus Kristus, yang adalah Pribadi Kedua dari Trinitas Kudus yang berinkarnasi.

Lukas 3:6 menyebut-Nya bukan hanya sebagai Juruselamat kita, tetapi juga “keselamatan yang dari Tuhan.” Ini cocok secara sempurna dengan pemberitaan malaikat Gabriel: “Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka” (Mat. 1:21).

Yesaya 40:5 meninggikan Dia sebagai “kemuliaan TUHAN.” Maka, berita dari Yohanes Pembaptis adalah terpusat pada kemuliaan Allah yang diwahyukan di dalam Yesus Kristus dan Keselamatan-Nya.

Apa yang diperintahkan oleh Yohanes Pembaptis? Ia memerintahkan kepada orang banyak itu untuk mempersiapkan jalan bagi sang raja yang akan datang, seperti orang-orang yang memperbaiki jalan sebelum kunjungan seorang penguasa. Mereka harus mempersiapkan jalan bagi Yesus Kristus, yang adalah Tuhan, keselamatan yang adalah dari Yehova, kemuliaan Allah.

Tetapi apakah artinya mempersiapkan jalan bagi Tuhan? Kebenaran apakah yang disampaikan oleh gambaran yang menarik ini? Ini diringkaskan di dalam satu kata: Bertobatlah! Matius 3:2 merangkum berita Yohanes: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”

Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.

Show Buttons
Hide Buttons