1. Hal yang Terpenting dalam Hidup
Hal yang terpenting dalam hidup adalah untuk memahami bahwa tujuan utama kita dan tujuan bagi anak-anak kita ialah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya (Katekismus Kecil Westminster, Pertanyaan dan Jawaban (P & J) 1).
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33).
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku (Mat. 10:37).
Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu (Mat. 13:45-46).
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat. 16:24-26).
Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian (Ams. 4:7).
Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku.Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia. Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut (Ams. 8:34-36).
Umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku(Yes. 43:21).
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi (Kol. 3:1-2).
2. Panggilan dari Kovenan (Perjanjian) Anak-Anak
Panggilan dari Kovenan Anak-Anak, dibaptiskan dalam nama Allah Tritunggal, yakni untuk mengikut Yesus Kristus, yang adalah milik-Nya, baik dalam tubuh dan jiwa (Katekismus Heidelberg, P & J. 1), dengan memercayai dan menaati Firman-Nya berdasarkan kemampuan mereka. Beberapa hal yang paling jelas dalam Kitab Suci adalah sebagai berikut:
Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian, ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah (Ams. 2:15).
Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian (Ams. 23:23).
Ingatlah Penciptamu di masa mudamu (Pkh. 12:1).
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi (Ef. 6:1-3).
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan (Kol. 3:20).
Panggilan alkitabiah dari kovenan anak-anak diungkapkan dalam “Tata Cara Pelayanan Baptisan Kudus” [Form for the Administration of Baptism] kita:
Sedangkan dalam seluruh kovenan, terdapat 2 bagian: demikianlah kita oleh Allah melalui baptisan, diteguhkan dan ditetapkan dalam ketaatan baru, yakni bahwa kita setia kepada satu Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus; di mana kita percaya di dalam-Nya, dan mengasihi-Nya dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap pikiran, dan dengan segenap kekuatan; bahwa kita meninggalkan dunia ini, menyalibkan natur lama kita, dan berjalan dalam kehidupan yang baru dan kudus.
bahwa mereka boleh mengikuti-Nya setiap hari, bersukacita menanggung salib mereka, setia atas-Nya dalam iman yang sejati, pengharapan yang teguh, dan kasih yang kokoh; bahwa mereka boleh, dengan perasaan yang nyaman akan perkenanan-Hu, meninggalkan kehidupan ini, di mana tiada satu pun kecuali kematian yang merongrong, dan pada hari akhir, boleh berjumpa tanpa kegelisahan di hadapan tahta pengadilan Kristus, Anak-Hu, melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, yang dengan Engkau dan Roh Kudus, satu-satunya Allah, yang hidup dan bertakhta selama-lamanya.
3. Panggilan Orangtua Kristen
Singkatnya, panggilan orangtua kristen dan juga dukungan gereja terhadap anak-anak mereka adalah untuk mendidik mereka akan panggilan mereka dari Firman Tuhan (seperti di atas) dan melatih mereka dalam Firman itu, yang ditunjukan nas Kitab Suci sebagai berikut:
Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu(Ul. 4:9).
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun (Ul. 6:4-7).
Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu (Ul. 11:9-20).
Perhatikanlah segala perkataan yang kuperingatkan kepadamu pada hari ini, supaya kamu memerintahkannya kepada anak-anakmu untuk melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini. Sebab perkataan ini bukanlah perkataan hampa bagimu, tetapi itulah hidupmu, dan dengan perkataan ini akan lanjut umurmu di tanah (Ul. 32:46-47).
kami tidak hendak sembunyikan kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya.Telah ditetapkan-Nya peringatan di Yakub dan hukum Taurat diberi-Nya di Israel; nenek moyang kita diperintahkan-Nya untuk memperkenalkannya kepada anak-anak mereka, supaya dikenal oleh angkatan yang kemudian, supaya anak-anak, yang akan lahir kelak, bangun dan menceritakannya kepada anak-anak mereka (Maz. 78:4-6).
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu (Ams. 22:6).
Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Ef. 6:4).
Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu … Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus (IITim. 1:5; 3:15).
Hal ini diringkas dalam 3 pertanyaan yang ditujukan kepada orangtua dalam “Tata Cara Pelayanan Baptisan Kudus”:
Apakah engkau berjanji dan bermaksud untuk membesarkan anak-anak tersebut, ketika tiba tahun-tahun penentuan (dengan engkau sebagai baik orangtua atau saksi), yang mengajarkan dan membawanya atas nama doktrin yang disebutkan, atau menolong atau menyebabkan mereka untuk diajarkan di dalamnya, kepada kepenuhan kekuasaanmu?
Hal ini adalah kesukaan dari semua orangtua yang percaya (menjawab): “Saya tidak memiliki kesukacitaan yang lebih besar daripada mengharapkan bahwa anak-anakku berjalan di dalam kebenaran (3Yoh. 4)
4. Panggilan Gereja Kristus
Selain ajaran orangtua Kristen dan anak-anak mereka, panggilan-panggilan hidup (callings) selanjutnya di hadapan Allah (serta mendoakan dan mendukung mereka dalam hal ini), gereja juga memiliki sebuah panggilan istimewa dari Yesus Kristus terhadap benih kovenan: “Gembalakanlah domba-dombaku” (versi LAI – Lembaga Alkitab Indonesia) atau “berilah makan domba-domba kecilku”- (KJV – King James Version).
Jelaslah Firman Tuhan kepada Abraham dipandang berdasarkan perintah-Nya kepada rumah tangga Abraham, gereja pada saat itu: Sebab Aku telah memilih dia, supaya diperintahkannya kepada anak-anaknya dan kepada keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya” (Kej. 18:19).
Catatan: pengetahuan Allah akan Abraham adalah kasih dari pengetahuan akan pribadi Abraham yang dalam. Pengetahuan Allah akan kasih itu yang menyebabkan (bdk. “supaya”) Abraham sebagai seorang orangtua (terhadap “anak-anaknya”) dan pemimpin gereja (terhadap “rumah tangganya”) untuk mendidik (bahkan “memerintahkan”) mereka berdasarkan kapasitas mereka untuk “tetap hidup menurut jalan yang ditunjukan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan”. Inilah cara pengajaran kovenantal di mana Allah mewujudkan kovenan-Nya dengan umat-Nya dalam keturunan mereka: “Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi (Rom. 4:11-12, 16-18), karena janji-janji tersebut bagi keturunan/benih kovenan-Nya yang dibentuk untuk Kristus dan semua orang pilihan pada gereja Perjanjian Baru yang ada dalam Kristus. (Gal. 3:16, 29).
Karena itu, daftar “Tata Cara bagi Calon Katekumen ” ini ada di antara para pekerja yang diharapkan dari pelayan Tuhan: “menghadiri pengajaran katekisasi.”
Perintah/Tata Gereja no 44, di mana ditujukan bagi kunjungan gereja, membutuhkan pengunjung-pengunjung yang berkriteria sebagai pembangun jemaat dan “khususnya kaum muda.” Hal ini mengacu pada pengajaran katekisasi secara khusus sebagaimana dalam “Pertanyaan-Pertanyaan bagi Kunjungan Jemaat” yang dijelaskan demikian:
Konsistori (dewan jemaat) akan ditanyakan, “Apakah konsistori mengetahui perintah itu bahwa kelas katekisasi diadakan secara berkala? Apakah konsistori sudah menentukan bahan materi bagi pengajaran? Dan apakah perintah itu diketahui bahwa kelas-kelas itu dihadiri secara berkala?”
Kaum penatua dan diaken akan ditanyakan, “Apakah (pelayan Tuhan) secara berkala melaksanakan kelas katekisasi, menjenguk mereka yang sakit secara setia, dan mengambil bagian dalam kunjungan keluarga?”
Pelayan Tuhan dan diaken akan ditanyakan “Apakah [kaum penatua] pada saat tertentu menghadiri kelas katekisasi untuk mengetahui bagaimana kelas-kelas itu diadakan dan dihadiri; dan apakah mereka membantu pelayan Tuhan ketika kelas-kelas itu memerlukan tenaga pengajar dalam proses katekisasi itu?”
Dewan Westminster dalam “Tata Cara Pemerintahan Gereja Presbiterian” membutuhkan pelayan Tuhan dari injil “untuk mengkatekisasi, yang secara lugas bertumpu pada prinsip pertama dari orakel (nubuatan) Allah, atau dari doktrin Kristus, dan merupakan bagian dari khotbah.”
Pemangku gereja disebutkan perlu menjadi pengawas dan memangku tanggung jawab dari Allah (Yeh. 3:17-18; Yak. 3:1) – untuk memelihara kovenan anak-anak juga.
5. Manfaat Katekisasi bagi Kovenan Anak-Anak
Hal ini memberikan anak-anak kovenan sebuah pengertian strategi dari Perjanjian Lama dan Baru akan sejarah dan fondasi doktrinal yang kokoh (doktrin-doktrin ini didapatkan khususnya melalui kelas-kelas pada Katekismus Heidelberg dan Pokok-Pokok Doktrin Reformed) untuk membantu mereka belajar “segala didikan Allah” (Kis. 20:27).
Seluruhnya pada tingkat mereka, dengan dicoba dan diuji dengan bahan dan metode pengajaran, termasuk pengajaran pribadi, diskusi, dan tanya-jawab.
Hal ini memampukan mereka untuk memahami khotbah-khotbah di gereja dengan lebih baik.
Hal ini memperkuat mereka untuk bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (Mark. 8:38; Rom. 10:9-10; IITim.1:12).
Segala hal ini melatih mereka untuk menjadi anggota-anggota gereja yang mengaku, di mana mereka dapat berpartisipasi dalam Perjamuan Kudus sebagai orang-orang Kristen yang matang.
Oleh anugerah Allah, anak-anak bertumbuh untuk menjadi orang Kristen dan laskar-laskar dalam kerajaan sorga, dan tidak ditelan oleh dunia atau meninggalkan gereja mereka.
Dengan sikap demikian dan dengan berkat Allah, anak-anak kovenan akan menjadi pilar-pilar dan pemimpin-pemimpin gereja dalam generasi mendatang.
6. Manfaat-Manfaat Lain dari Katekisasi
Katekisasi sepanjang minggu menunjukan bahwa Kekristenan bukanlah agama yang dihadiri pada hari Minggu. Katekisasi berhubungan dan berfungsi dengan sebuah keluarga yang saleh: “Aku dan seisi rumahku , kami akan beribadah kepada TUHAN” (Yos. 24:15). Katekisasi adalah sebuah tradisi yang agung dalam sejarah Kristen dan gereja-gereja Reformed selama beberapa abad dan mewujudkan keutuhan kita dengan gereja Kristen secara historis.
7. Katekisasi dalam Reformasi dan Deformasi
Pada pidatonya bagi pembaca, kata pengantar di Katekismus Gereja Jenewa (1545), John Calvin menuliskan,
Hal [Katekisasi] itu telah menjadi praktik Gereja, dan orang yang menghadiri secara serius, untuk melihat anak-anak seharusnya diajarkan terus dalam agama Kristen. Hal ini mungkin dikerjakan lebih sering, bukan hanya merupakan sekolah-sekolah yang diadakan sedia kala, dan individu-individu bersatu padu untuk mengajar keluarga mereka, tetapi praktik itu juga adalah kebiasaan umum yang diterima dan dipraktikkan, untuk menanyai anak-anak dalam gereja kepada seorang dengan yang lain, di mana hal ini seharusnya menjadi kebiasaan dan dikenal untuk semua orang Kristen. Untuk memastikan supaya hal ini dikerjakan, maka ditulislah sebuah rumusan yang disebut Katekismus atau Institut [karya Calvin] – pen.. Jika tidak [dilakukan] demikan, setan akan mengacaukan Gereja Allah secara menyedihkan, dan membawa keruntuhan (yang tanda-tandanya masih terlihat jelas di sebagian besar dari dunia) yang menggulingkan kebajikan sakral, dan tidak meninggalkan apa pun selain hal-hal yang remeh, yang hanya memunculkan ketakhayulan, tanpa buah edifikasi (pengabdian). Penjelasan in adalah penegasannya, sebagaimana mereka menyebutkan hal itu, penuh salah tingkah, lebih buruk ketimbang kekonyolan, yang cocoknya bagi kera-kera, yang tidak memiliki fondasi untuk disandari. Apakah yang kita kerjakan di depan kini, tidaklah yang lain dari menggunakan hal-hal yang dari sedia kala diamati oleh kaum Kristen, dan penyembah sejati akan Allah, yang tidak pernah terpinggirkan hingga Gereja terkorupsi seluruhnya.
Penyesatan memimpin pada penurunan katekisasi, di mana mengakibatkan penyesatan lebih lagi. Bagi mereka yang mengabaikan katekisasi, banyak jemaat yang merugikan anak muda dan keluarga mereka, dan terbukti berubah tidak setia kepada warisan Reformed dan Kristen mereka. Kitab Suci berulang kali dengan tepat memperingatkan akan konsekuensi yang pahit dari kegagalan mengajar anak-anak kovenan. Semua penjelasan tersebut adalah bukti dari kebebalan, dan berangkat dari gereja, yang kini begitu banyak orang muda di tanah air kita:
Setelah seluruh angkatan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah sesudah mereka itu angkatan yang lain, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan yang dilakukan-Nya bagi orang Israel (Hak. 2:10).
Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut (Mat. 18:6).
Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu (Hos. 4:6).
Di pihak lain, pengajaran katekisasi yang setia dan aturan gereja setempat (bersamaan dengan bahan alkitabiah lainnya) membawa berkat besar.
Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu (Yoh. 8:32).
Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya (IIPet. 3:18).
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (IITim.3:16).
Apendiks
Bagi materi katekisasi yang digunakan dalam Covenant Protestant Reformed Church di Irlandia, Protestant Reformed Church di Amerika dan Kanada, Covenant Evangelical Reformed Church di Singapura dan Berean Protestant Reformed Church di Filipina, klik di sini.
Untuk mengetahui sejarah, metode, dan perkembangan pengajaran katekisasi dalam tradisi Reformed, lihatlah tiga editorial Standard Bearer pada “Catechism: The Old Path, the Good Way” oleh Prof. Barry Gritters:
Catechism: The Old Path, the Good Way (1)
Catechism: The Old Path, the Good Way (2)
Catechism: The Old Path, the Good Way (3)
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.