Menu Close

Memandang Bintang Utara

Tuan Brian Dykstra, guru di Hope Protestant Reformed Christian School.

Bagian I

Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku,
sebab selama-lamanya itu ada padaku. Mazmur 119:98

Sekalipun hanya bintang ke-49 yang paling terang di langit yang malam, Bintang Utara adalah bintang yang paling terkanal. Karena bintang ini begitu dekat dengan kutub utara langit, bintang itu sangat berguna bagi petualang-petualang di darat dan para pelaut di laut. Dengan menggunakan bintang-bintang pada ujung ’cekungan Big Dipper’ (gugus bintang di konstalasi Beruang Mayor – pen.) untuk menemukan Bintang Utara adalah bintang yang utama yang kita ajarkan kepada anak-anak kita mengenai langit.

Sama seperti gasing akan terayun pada titik tumpuannya ketika berputar, bumi juga terayun pada porosnya. Seperti bumi, kutub utara menelusuri sebuah lingkaran di atas kubah dari langit. Para ilmuwan memperkirakan hal itu akan mengambil waktu 25.800 tahun bagi kutub bumi untuk menyelesaikan lingkaran tersebut. Hal itu berarti bahwa apa yang kita ketahui sebagai Bintang Utara bukanlah selalu Bintang Kutub. Empat ribu enam ratus tahun yang lalu ketika piramid dibangun di Mesir, suatu bintang yang berbeda adalah Bintang Kutub. Meskipun begitu, Polaris kini begitu dekat dengan kutub konstilasi di mana bintang itu merupakan suatu panduan yang lebih akurat ke arah utara geodetik (arah acuan mengitari permukaan bumi ke arah Kutub Utara yang bersifat magnetis – pen.) ketimbang kompas, karena kutub magnet bumi bukanlah terletak pada kutub utara bumi, dan kutub magnet juga berubah posisi.

Posisi Bintang Utara yang hampir tidak berubah membuat bintang itu menjadi acuan yang setia. Ciri khusus dari Polaris dirayakan oleh penyair dan wartawan William Cullen Bryant (1794-1878) dalam dua paragraf dari syairnya “Hymn to the North Star.”

Pada kecemerlanganmu yang tidak terbendung
Pelaut yang karam tidak kehilangan kompasnya,
Menatap pandangannya yang tertegun,
Dan mengarahkan dengan tidak ragu ke tepi pantai yang ramah;
Dan mereka yang terdampar di belantara yang ganas, di waktu malam,
Dan bergirang ketika engkau bersinar membimbing langkah kaki mereka secara tepat.

Karenanya, para pujangga tua,
Penglihat, dan eremit dari hutan yang khidmat,
Melihat di dalam sorotan dikau
Suatu tipe kecemerlangan dari kebaikan yang tidak berubah,
Menara jaga cerah yang kekal, yang dengan sinarnya
Pengelana waktu seharusnya merencanakan jalannya dengan penuh perhatian.

Seperti pengelana di darat dan pelayar yang pergi berhari-hari, kita dan anak-anak kita memiliki kebutuhan yang besar untuk dibimbing karena kita adalah peziarah di tanah asing dan berlayar di lautan rohani yang berbadai. Dunia ini adalah tempat yang jahat. Saya teringat di tahun 1960-an ketika nenek buyutku berkata kepada ayahku bahwa dia berpikir betapa berat untuk membesarkan anak-anak di masa-masa yang durhaka. Pada akhir 4 dekade ini tidak ada perubahan tatanan rohani masyarakat yang maju atau membuat tugas para orangtua menjadi lebih mudah. Semua orang hanya perlu membaca ulasan dari bioskop dan program TV di dalam surat kabar untuk tahu membedakan dunia hiburan yang tidak bersahabat kepada kesalehan.

Di Maz. 119, sang pemazmur menuliskan bahwa Perintah Allah membuat dia lebih bijak ketimbang musuh-musuhnya, di mana dia mengenakan suatu hikmat tertentu kepada lawan itu. Iblis memiliki 6000 tahun pengalaman di dalam pencobaan. Dia terus menerus berputar dan menggiring kita dan anak-anak kita, mencari kelemahan yang dia dapat gali untuk keuntungannya. Jika suatu macam pencobaan tidak mempan, Iblis akan mencari macam pencobaan yang akan mempan.

Hukum Allah tetap membuat kita lebih berhikmat ketimbang musuh. Dengan hukum-Nya di depan kita, mencerahan jalan kita, jerat Iblis diketahui. Pertimbangan rohani akan mengingatkan kita akan tujuan nyata dari mereka yang memuaskan nafsu yang berdosa. Penjarahan kedalam realm-realm dosa akan merusakkan kita dari persekutuan dari persahabatan Allah. Kita akan merasakan ketidaksukaan-Nya di dalam hati kita. Bagaikan Polaris, hukum Allah merupakan pedoman setia yang mengarahkan kita ke jalan yang aman.

Pergumulan rohani kita dengan dunia sangat sulit, tetapi kita harus tetap mencamkan bahwa kita selalu memiliki tubuh yang berdosa bersama kita. Hal itu ada di dalam hati kita di mana kita menemukan tantangan nyata dari pertarungan rohani kita. Pertempuran besar yang bukan hanya berkecamuk “suatu tempat di luar sana,” tetapi hal itu berkecamuk di dalam setiap kita. Kita mungkin mencoba untuk menemukan tempat perteduhan dari kefasikan dunia, tetapi kita tidak dapat melarikan diri dari natur yang telah jatuh dari kelemahan tubuh kita ketika kita hidup di bumi ini. Kita memiliki pergumulan yang tidak hentinya di tangan kita. “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.” (Kol. 3:5) Hal itu tidaklah mudah. Manusia lama yang berdosa di dalam kita tidak akan dienyahkan dari tempat pertarungan begitu mudahnya. Inilah perjuangan hidup dan mati yang mencakup keputusasaan, perkelahian tangan kosong yang brutal.

Kita harus mengikuti teladan penulis mazmur dan memiliki “selalu bersama” hukum Allah dengan kita. Jalannya adalah memiliki hukum yang tertulis di dalam hati kita. Mazmur 119:11 mengatakan, “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Hal ini tidak akan terjadi begitu saja. Hal itu tidak akan terjadi tanpa usaha. Hal itu bukanlah suatu tanda jadi yang begitu saja ada di tangan kita. Kita harus rajin di dalam mempelajari Firman Allah.

Jika Tuhan kita menunda, sudut kegoyangan bumi akan membuat Bintang Kutub berubah dan kehilangan posisi terhormatnya. Polaris tidak akan lagi menjadi pedoman yang setia. Bagimanpun, Firman Allah tidak berubah. Hukum-Nya akan selalu bersama kita. Kiranya Allah menggunakan usaha ketekunan kita di dalam sekolah-sekolah kita, maka anak-anak kita dapat bernyanyi di dalam Mazmur #333, “In its constant light I go, wise to conquer every foe.”


Bagian II

“Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman.” Matius 28:20b

Karena jalan di rumah keluargaku adalah ke arah utara dan selatan, depan dari garasi kami dapat digunakan untuk menemukan sebelah utara. Dengan berdiri di atas trotoar dan mensejajarkan diriku dengan pinggiran depan dari atap garasi itu, saya dapat memandang ke sebelah utara. Lagipula, atap garasi itu memiliki ujung yang menonjol ke depan, dan kelandaian atap itu hampir mengarah ke Bintang Utara. Garis atap yang menunjuk persis agak rendah. Ketika saya bersiap-siap untuk beristirahat di malam hari, saya biasanya pergi keluar untuk beberapa menit. Hal ini memberikan saya kesempatan untuk memeriksa bintang-bintang, bulan dan planet-planet jika langit tidak kelam, sambil menghirup udara di luar ruangan. Sebelum masuk ke pintu garasi, saya sering tertegun memeriksa Bintang Utara. Hal itu selalu ada di sana, begitu setianya.

Dengan setia, Polaris ada pada posisi yang hampir tidak tergerakkan di langit. Jika seseorang sering melihat Polaris, engkau semakin terbiasa untuk menempatkan kepalamu pada sudut tertentu untuk menemukan bintang itu. Dengan latihan yang cukup, hal itu dapat ditemukan secara otomatis. Kenyataannya, hal itu menarik untuk memperhatikan perubahan kenaikan Bintang Utara di atas ufuk sebelah utara ketika bepergian.

Dalam Burnham’s Celestial Handbook: An Observer’s Guide to the Universe Beyond the Solar System, karya Robert Burnham, Jr. Ia menuliskan mengenai Bintang Utara, “di berbagai tempat dan zaman, Bintang Utara telah telihat sebagai simbol dari keteguhan dan kesetiaan. Tuan James Frazer di dalam buku The Golden Bough menggambarkan ritual Hindu kuno di mana pasangan yang baru menikah menghormati Bintang Utara sebagai simbol dari fidelitas, dan berkaul di dalam terangnya untuk tetap saling setia hingga ‘seratus musim gugur.’”

Dalam perlakuan yang lebih penting dan yang lebih besar, Kristus telah menjanjikan untuk selalu setia kepada Gereja-Nya. Tujuan ini diberikan baru setelah menyampaikan “Mandat Agung.” Secara signifikan, Kristus juga baru mengingatkan murid-murid-Nya, “Segala kuasa telah diberikan kepada-Ku di sorga dan di bumi.” Alangkah besar penyemangatan yang diperoleh murid-murid tersebut ketika mereka menghadapi tantangan untuk memenuhi penugasan mereka dan menaati segala yang diperintahkan oleh Tuhan mereka?

Pikirkanlah Gereja Allah yang sejati! Pernahkah ada saat di mana Gereja tidak bermasalah? 7 gereja yang disampaikan di dalam kitab Wahyu 2 dan 3 memiliki kesulitan-kesulitan. Gereja mula-mula bergumul dengan ajaran sesat dan mereka yang tidak hidup di dalam kesalehan. Gereja Efesus memegang kebenaran, tetapi telah kehilangan kasih mula-mula mereka yang menyebabkan Kristus untuk datang segera untuk mengambil alih kaki dian. Gereja Pergamus menghadapi penganiayaan, mengalami kemartiran dan cepat memegang teguh kepada nama Kristus, tetapi kesesatan dapat ditemukan di dalamnya. Gereja Tiatira terkenal karena belas kasihan dan kesabaran, tetapi mereka memiliki nabiah palsu yang mengerikan, Izebel, yang menyebabkan masalah. Di waktu membaca surat Paulus, kita menyaksikan begitu banyak hal yang mematahkan semangat, di mana umat Allah harus hadapi.

Mengapa kita seharusnya memikirkan gereja kita akan menjadi berbeda? Kita telah menghadapi banyak pergumulan di dalam sejarah kita. Kita mulai dengan membela kebenaran dari anugerah yang berdaulat melawan kesesatan dari Anugerah Umum. Kita menyaksikan pergulatan dalam tubuh gereja sekitar tahun 1950-an. Kita harus membela dan menjelaskan kebenaran di depan penuduh-penuduh palsu dari pihak lain. Sembari membuat pembelaan ini, anggota-anggota jemaat harus dirawat dari Firman Allah dan pelaksanaan disiplin. Akan selalu terdapat persoalan untuk menghadapi hal di luar dan di dalam gereja. Inilah jalan yang harus dilewati bagi gereja Allah di atas bumi ini. Apa yang akan kita perbuat?

Kristus telah berjanji untuk menyertai kita melalui semua hal ini. Betapa terhiburnya memiliki Allah yang Benar bersama kita! Sejak Dia menguasai seluruh kuasa di sorga dan di atas bumi, siapakah yang akan menjadi lebih baik untuk bersama kita? Tuhan kita bertakhta dan akan bekerja atas segala hal untuk kebaikan kita, meskipun kita mungkin tidak memahami bagaimana. Jalan-jalan-Nya adalah bersifat misteri. Kita harus tetap mencamkan bahwa Kristus bersama kita, meskipun Dia masih belum terlihat.

Kita dapat melakukan hal yang lebih bagi anak-anak kita ketimbang menunjukan Bintang Utara atau mengajarkan mereka bagaimana untuk menemukan hal itu. Kehadiran Kristus yang setia dilukiskan oleh Bintang Utara. Apakah langit malam mendung? Apakah cerahnya langit di siang hari menghindari kita untuk melihat Polaris? Hal itu tetap di sana! Bintang yang setia masih bercahaya! Sekalipun ada waktu di mana Polaris tidak terlihat, hal itu bukanlah hal yang tidak terlihat ketika kita mencarinya. Apakah kita terganggu dengan apa yang terjadi sekarang ini? Apakah kita khawatir mengenai masa depan gereja bagi anak-anak kita? Peganglah firman Kristus. Dia telah menjanjikan akan bersama kita, bahkan hingga akhir zaman.

Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.

Show Buttons
Hide Buttons