Prof. Herman Hanko
Baru-baru ini di dalam News, saya telah menjelaskan kebenaran tentang anugerah Allah yang tidak dapat ditolak (vol. XV, no. 3-4) sebagai respons kepada seorang saudara yang membutuhkan bantuan di dalam diskusinya dengan seorang Arminian. Orang Arminian ini mengklaim bahwa anugerah dapat ditolak. Kesalahan ini membawa kepada kesalahan lain: semua manusia menerima anugerah untuk menerima Kristus. Pada gilirannya, kesalahan ini membawa lagi kepada kesalahan lainnya: Krisus mati untuk semua orang, untuk setiap individu.
Saudara ini menulis, “Argumen orang Arminian dalam kaitannya dengan Yohanes 12:47 adalah ‘Anugerah bukan tidak dapat ditolak, karena jika anugerah memang tidak dapat ditolak maka seluruh dunia akan diselamatkan…. Teks ini bagus [yaitu membuktikan maksudnya] karena tidak memberi kesempatan kepada kaum Calvinis untuk mengatakan bahwa kata “dunia” berarti “dunia yang terdiri dari kaum pilihan….” Teks ini tidak mungkin berbicara tentang panggilan internal atau eksternal. Teks ini mengatakan bahwa Yesus datang menyelamatkan dunia.’”
Dengan demikian, pertanyaan yang kita hadapi adalah apakah memang Kitab Suci mengajarkan bahwa Kristus mati untuk semua orang, untuk setiap individu, sehingga dengan kematian-Nya Kristus menjadikan keselamatan tersedia untuk setiap orang yang pernah hidup. Menurut mereka yang mengklaim bahwa Kristus mati untuk setiap manusia, hal ini diajarkan oleh Kitab Suci dengan penggunaan kata “dunia” dan “semua” ketika kata-kata ini digunakan dalam kaitannya dengan Salib Kristus. Teks-teks utama yang dirujuk adalah Yohanes 3:16; 1 Timotius 2:4; 1 Yohanes 2:2, dan ayat-ayat lain yang senada.
Hal yang menarik adalah bahwa perikop-perikop ini telah dikutip oleh mereka yang menjadikan keselamatan bergantung pada kehendak manusia. Ini telah terjadi sejak sejarah awal dari gereja. Kaum Semi-Pelagian bersalah karena ajaran ini. Katolik Roma dulu maupun sekarang mengajarkan doktrin ini. Meskipun tidak seorang pun Reformator mengajarkan hal seperti ini, kaum Arminian dan Amyraldian mengajarkannya. Ketika Arminianisme melanda Eropa dan Amerika, doktrin ini menjadi pandangan umum dari gereja yang murtad terhadap kebenaran.
Tetapi fakta sejarahnya adalah bahwa para Reformator, sinode Dordt (1618-1619) dan Westminster pada tahun 1640-an yang merupakan dua sinode besar, dan para theolog terbaik di dalam tradisi Reformed dan Presbiterian menolak penyimpangan kebenaran ini. Dengan suara bulat mereka menjelaskan teks-teks bersangkutan dengan cara yang selaras dengan seluruh isi Kitab Suci dan sejalan dengan kebenaran tentang kedaulatan Allah. Interpretasi atas kata “dunia” dan “semua” selalu menjadi interpretasi dari ajaran sesat dan Katolik Roma dengan agama mereka yang menyimpang tentang keselamatan oleh kehendak dan perbuatan manusia.
Kata “semua” yang terdapat di dalam perikop-perikop seperti 1 Timotius 2:4 telah secara konsisten dipahami sebagai rujukan kepada semua kelas dan ragam manusia, dan bukan setiap orang atau setiap individu. Interpretasi ini sesuai dengan seluruh Kitab Suci dan paling masuk akal di dalam konteks langsungnya. Interpretasi ini mendefinisikan bahwa gereja benar-benar katolik (am), yaitu dikumpulkan dari seluruh penjuru dunia. Kita menggunakan kata “semua” dalam pengertian yang sama. Saya membaca sebuah artikel di surat kabar lokal yang mendeskripsikan kebakaran yang hebat dan memuat komentar, “Semua penduduk kota datang melihat kebakaran itu.” Termasuk orang-orang dari rumah sakit? Bayi yang baru lahir? Kaum lanjut usia yang hanya bisa terbaring di tempat tidur? Jelas tidak. Pernyataan itu berarti: “Orang-orang dari berbagai sudut kota.”
Di dalam banyak bagian, kata “dunia” telah diinterpretasikan secara tepat sebagai rujukan kepada orang-orang yang percaya: dunia yang terdiri dari orang-orang percaya. Inilah konteks dari ayat-ayat yang dimaksud, seperti yang bisa dipelajari sendiri oleh setiap orang yang membaca Yohanes 3:16. Teks ini tidak membutuhkan penjelasan jika orang menjelaskan Firman Allah sesuai aturan yang terkenal ini: Kitab Suci menginterpretasi Kitab Suci. Spurgeon telah mengatakan dengan baik: “Tidak ada satu bagian pun di dalam Alkitab di mana kata ‘dunia’ berarti semua manusia, setiap individu.”
Anda bisa menemukan kutipan dari begitu banyak theolog yang berpegang teguh pada Kitab Suci dan tidak mencoba memelintir Kitab Suci untuk mencocokkannya dengan kemauan mereka di situs web Covenant Protestant Reformed Church (http://www.cprf.co.uk/calvinismresources.htm). Di dalam laman web ini juga terdapat tautan kepada naskah yang saya tulis (The History of the Free Offer) yang dalam bentuk revisinya akan segera diterbitkan, jika itu adalah kehendak Allah. Naskah ini berisi kutipan-kutipan, mulai dari Augustinus (354-430) dan seluruh sejarah gereja, yang menolak interpretasi bahwa Kristus mati untuk semua manusia secara absolut.
Makna yang sebenarnya dari kata “dunia,” ketika digunakan secara positif tentang umat manusia, adalah, seperti yang Kitab Suci ajarkan, dunia pemilihan kekal dan keselamatan yang berdaulat: gereja universal yang terdiri dari semua orang yang percaya. Allah telah memilih kita satu per satu supaya nama kita tercatat di dalam Kitab Kehidupan. Allah telah menyerahkan kita kepada Kristus yang telah mati bagi kita (baca seluruh Yohanes 17 karena pasal ini begitu kuat). Kita dibawa ke dalam gereja oleh karya Kristus yang telah naik ke sorga, yang melalui Roh-Nya mengumpulkan, membela, menjaga, dan menyelamatkan sampai kesudahannya orang-orang yang telah diserahkan oleh Bapa kepada-Nya. Kitalah dunia yang sejati itu. Kita disebut demikian karena kita ditebus dan diselamatkan dari setiap bangsa, suku, negara, ras dan kaum di dalam dunia. Kita ditetapkan untuk hidup bersama Kristus untuk selamanya.
Selain itu, kata “dunia” mengingatkan kita bahwa Allah menyelamatkan segenap kosmos, alam semesta, seluruh ciptaan. Ia yang telah menciptanya; Ia mengasihinya sebagai karya-Nya sendiri; Ia tidak akan membiarkan Iblis dan dunia yang jahat merebutnya dari tangan-Nya; Ia akan mempermuliakan alam semesta ini bersama umat-Nya. Itulah “kosmos,” kosmos dari tujuan kekal Allah (Rm. 8:19-23; Kej. 9:8-17; Kol. 1:13-20).
Tetapi ada lagi. Mereka yang mengklaim bahwa Kristus mati untuk semua manusia sebenarnya menghancurkan salib. Itu adalah dosa yang sangat besar.
Pikirkan: Jika kaum Arminian benar, Kristus mencurahkan darah-Nya yang sangat bernilai itu untuk orang-orang yang tidak pernah diselamatkan. Jika darah Kristus, yang dicurahkan di Kalvari, tidak bisa menyelamatkan mereka yang untuknya Ia mati, darah itu tidak akan dapat menyelamatkan seorang pun. Telah dikatakan dengan baik: “Kristus yang adalah untuk setiap orang adalah Kristus yang bukan untuk seorang pun.” Orang-orang yang mengajarkan pandangan ini harus berhati-hati agar mereka tidak menyalibkan kembali Anak Allah, karena bagi mereka tidak ada pertobatan (Ibr. 6:4-6).
Pikirkan: Jika yang diselamatkan hanyalah mereka yang dengan kehendak bebasnya sendiri setuju untuk diselamatkan dengan percaya kepada Kristus, maka keselamatan menjadi bergantung pada kita dan Allah tidak dapat berbuat apa-apa tanpa persetujuan dan pertolongan kita. Pandangan ini merendahkan Dia yang kuasa-Nya tidak terbatas dan yang melakukan segala sesuatu seturut keputusan kehendak-Nya sendiri (Mzm. 115:3; 135:6). Ini bukan Allah sejati yang diwahyukan di dalam Kitab Suci, tetapi allah hasil imajinasi manusia, sebuah berhala.
Pikirkan bahwa Allah yang adalah satu-satunya, Allah atas segala kemuliaan, sekarang membagi kemuliaan-Nya dengan manusia yang tidak ada apa-apanya, yang berdosa, dan jahat karena Ia tidak bisa berbuat apa pun tanpa pertolongan manusia (Ef. 2:8-10)!
Pikirkan: Pandangan-pandangan yang begitu mengerikan tentang Allah tersebut menjadikan gereja sebagai suatu kumpulan, gerombolan, massa, atau kerumunan dari orang-orang yang kebetulan memutuskan untuk percaya kepada Kristus; padahal dalam kenyataannya gereja adalah bait yang mulia di mana setiap orang kudus yang telah dipilih memiliki tempatnya yang sudah disiapkan secara kekal (Ef. 2:20-22; 1Ptr. 2:4-8).
Pikirkan: Ketika semua bangsa di dunia adalah seperti belalang di dalam pandangan Allah (Yes. 40:22), kurang dari setitik debu pada neraca atau setetes air di dalam timba (ay. 15) – dan juga sepenuhnya rusak – bahwa Allah yang kekal, Sang Pencipta bumi dari ujung ke ujung (ay. 28), Dia yang tidak ada duanya, Allah dengan kesempurnaan yang tidak terbatas, Allah atas kemuliaan yang melebihi segenap alam raya, menjadi bergantung pada saya. Membayangkannya saja ketika menuliskan ini membuat saya bergidik.
Biarlah setiap Arminian mengingat bahwa ia harus berdiri di hadapan takhta penghakiman Kristus dan menjawab khususnya satu pertanyaan ini: Apa yang telah kamu perbuat dengan Kristus? Apakah Anda ingin berada di antara mereka yang berkata, “Saya telah menjadikan Kristus Juruselamat yang tidak efektual yang bergantung pada pertolongan manusia”? Saya pribadi tidak membutuhkan Juruselamat seperti itu. Saya membutuhkan Dia yang dapat menyelamatkan dengan kuasa ilahi.
___________________________
Pasal-Pasal Ajaran Dordrecht II, Kematian Kristus dan Penebusan Manusia Olehnya
Artikel 8. Sebab inilah keputusan yang berdaulat, kehendak yang penuh rahmat, dan maksud Allah Bapa, yaitu agar keampuhan yang menghidupkan dan menyelamatkan yang terdapat dalam kematian Anak-Nya yang amat berharga itu menjangkau semua orang terpilih, untuk mengaruniakan hanya kepada mereka saja iman yang membenarkan, dan oleh iman itu dengan tak tergagalkan mengantarkan mereka kepada keselamatan. Dengan perkataan lain: Allah telah menghendaki agar Kristus, oleh penumpahan darah-Nya di atas salib (yang olehnya perjanjian baru telah diteguhkan-Nya), dari antara segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa menebus dengan ampuh semua orang-dan hanya mereka itu saja-yang dari kekekalan sudah terpilih untuk keselamatan dan yang telah diberikan Bapa kepada-Nya. Begitu pula, agar Kristus mengaruniakan kepada mereka iman, yang telah diperoleh-Nya bagi mereka oleh kematian-Nya, sama seperti karunia-karunia Roh Kudus yang lain yang membawa keselamatan. Begitu pula, agar Dia menyucikan mereka dengan darah-Nya dari semua dosa mereka, baik dari dosa bawaan maupun dari dosa-dosa yang nyata, yang mereka lakukan sebelum atau sesudah menjadi percaya, dan agar Dia memelihara mereka dengan setia sampai akhir, dan pada kesudahannya menempatkan mereka di hadapan diri-Nya dengan penuh kemuliaan, tanpa cacat atau kerut.
9. Keputusan ini, yang berasal dari kasih Allah yang abadi terhadap orang pilihan, telah digenapi secara kuat sejak awal dunia hingga dewasa ini, dan alam maut pun tidak berhasil melawannya. Keputusan itu akan digenapi juga untuk seterusnya, sedemikian rupa, hingga orang pilihan, masing-masing pada zamannya, akan dihimpun menjadi satu kumpulan, dan selalu akan ada Gereja orang-orang percaya, yang berdasarkan darah Kristus. Gereja itu tetap mengasihi Dia, Juruselamatnya, yang telah menyerahkan nyawa-Nya baginya di atas kayu salib, sama seperti seorang mempelai laki-laki menyerahkan nyawanya bagi mempelai perempuannya, bertekun beribadah kepada-Nya, dan memuji-muji Dia sekarang dan sampai selama-lamanya.
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.