Rev. Angus Stewart
(1)
Di dalam Lukas 14:26, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa setiap orang harus “membenci … nyawanya” sendiri atau membenci hidupnya sendiri. Tetapi apa artinya ini?
Khususnya jika memperhatikan bentuk-bentuk ungkapan saat ini, yang pertama-tama harus dijelaskan adalah apa yang bukan dimaksudkan dengan membenci hidup Anda sendiri di sini. Perkataan ini tidak menuntut atau mendorong sikap-sikap atau ucapan-ucapan seperti berikut: “Saya benci penampilan saya – rambut saya, wajah saya, tubuh saya!” Saya benci pakaian saya; saya tidak punya baju yang bagus untuk dikenakan!” “Saya benci menjadi orang yang tidak populer di sekolah; tidak ada yang menyukai saya; saya tidak memiliki teman!” “Saya benci tidak punya pacar; tidak ada yang mengingini saya!”
Keluhan-keluhan lain, “Kehidupan pernikahan saya tidak berjalan baik. Saya terperangkap di dalamnya. Saya berharap bisa meninggalkan dia!” “Anak-anak saya mengecewakan saya!” “Rumah saya benar-benar kumuh. Orang waras mana yang mau tinggal di sini?” “Saya benci pekerjaan saya; saya tidak mau tertahan di sini dan mengerjakan ini seumur hidup saya!” atau “Saya benci menjadi pengangguran!”
Ada orang-orang lain yang membenci kesehatan mereka yang buruk, atau cacat mereka, atau keadaan mereka sebagai orang yang sudah lanjut usia.
Sayangnya, banyak orang yang membenci keadaan mereka di dunia. Mereka meratap bahwa mereka tidak ada uang, tidak ada masa depan, tidak ada yang bisa diharapkan, tidak ada sukacita, dan tidak ada damai sejahtera.
Bukan ini yang Tuhan kita maksudkan ketika Ia berkata bahwa kita harus membenci hidup kita. Apa yang saya gambarkan di atas adalah sikap mengasihani diri yang dengan mudah kita masuki ketika, berlawanan dengan Roma 3:31, segala sesuatu melawan kita, ketika kita mengalihkan pandangan kita dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus, Allah sumber segala anugerah.
Saudara-saudara yang terkasih, ini adalah hal yang sangat berbahaya, karena Anda sedang menjauh dari iman kepada Allah Tritunggal dan keagungan keselamatan Anda di dalam salib Kristus. Anda juga sedang melupakan orang-orang lain dan panggilan Anda yang berkaitan dengan mereka. Anda sedang berkubang di dalam perasaan mengasihani diri. Kekhawatiran yang terus-menerus tentang diri Anda dan berbagai permasalahan Anda dengan cepat akan menyeret Anda semakin turun ke dalam keterpusatan kepada diri sendiri.
Sulit, jika bukannya tidak mungkin, untuk memikirkan atau mengatakan, “Saya benci pekerjaan saya, saya benci pernikahan saya, saya benci penampilan saya, saya benci segalanya!” tanpa menyalahkan Allah. Bagaimanapun, Ia adalah Tuhan yang berdaulat atas segala sesuatu. Kesaksian-Nya adalah bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28). Akan tetapi, “benci” yang berdosa seperti itu merupakan protes yang keras: “Tidak, segala sesuatu tidak bekerja seperti itu! Setidaknya tidak seperti itu bagi diri saya!” Tetapi pikirkan apa yang Anda katakan ini! Anda sedang melawan Firman Allah yang kudus!
Saya sudah menjelaskan khususnya apa yang bukan dimaksudkan dengan membenci “hidup Anda sendiri” karena membenci hidup Anda dengan cara seperti yang digambarkan di atas adalah ciri dari orang-orang yang mengalami depresi. Membenci hidup dalam pengertian seperti itu akan membawa kepada pemikiran-pemikiran untuk melakukan bunuh diri. Karena jika Anda membenci A, B, C, dll, – yaitu jika Anda membenci “hidup” Anda – mengapa Anda mau terus menjalani hidup itu? Orang-orang yang terperangkap di dalam pemikiran-pemikiran seperti itu mulai bertanya-tanya, “Mengapa saya tidak bunuh diri saja?” Seluruh cara pikir seperti itu berasal dari daging, bukan dari Roh Kudus. Itu adalah keputusasaan duniawi, bukan iman kepada Firman Allah.
Lalu, apa artinya membenci hidup Anda? Membenci hidup Anda sendiri melibatkan membenci keberdosaan dan dosa Anda sendiri. Setiap murid Yesus Kristus harus dan secara terus-menerus membenci manusia lamanya yang berdosa, natur lamanya. Paulus meratap di dalam Roma 7, “di dalam aku sebagai manusia (artinya di dalam daging), tidak ada sesuatu yang baik” (ay. 18) dan “apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat” (ay. 15)! Dengan demikian, perintah Kristus untuk membenci diri Anda mencakup membenci manusia lama, sumber yang jahat dari semua pemikiran dan nafsu dan perkataan dan perbuatan Anda yang jahat, dan pekerjaan-pekerjaan Anda yang berdosa. Allah membenci semua itu dan Anda pun harus demikian!
Anak-anak Allah membenci diri mereka sebagai orang-orang yang berdosa dan yang melakukan dosa. Ayub mengakui, “Aku membenci [atau jijik terhadap] diriku dan bertobat di dalam debu dan abu” (42:6, KJV). Yesaya berseru, “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam” (Yes. 6:5).
Murid-murid Kristen yang sejati juga membenci sikap membenarkan diri yang ada pada diri mereka sendiri. Rasul Paulus menjelaskan, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp. 3:7-8). Kita membenci hal-hal tersebut karena semuanya itu akan merampas kebenaran di dalam Tuhan Yesus dan persekutuan dengan-Nya.
Orang-orang yang mengikuti Juruselamat mereka, di dalam membenci hidup mereka sendiri, akan membenci dan menolak hal-hal yang akan menghambat mereka dari melayani Dia dengan sepenuhnya. Jika Anda tidak dapat mengendalikan bagaimana Anda menggunakan televisi (yang cukup mungkin untuk terjadi) atau jika anak-anak Anda tidak dapat mengendalikan bagaimana mereka menggunakan televisi Anda (yang sangat mungkin untuk terjadi), maka tetapkan, pertahankan, dan berlakukan aturan-aturan yang jelas dan saleh, atau singkirkan televisi Anda itu. Jika Anda dan anak-anak Anda menonton DVD yang berdosa atau mendengarkan musik yang tidak baik, ingat bahwa dinas kebersihan mengumpulkan sampah Anda setiap minggu atau setiap hari. Buang sampah itu dari Anda, karena Yesus Kristus juga adalah Tuhan atas “hiburan” Anda.
Sang Anak Allah yang berinkarnasi memerintahkan kita, “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai” (Mat. 6:25). Matius 6:19-34, di dalam Khotbah di Bukit, menjelaskan dengan lebih penuh perihal-perihal apa saja yang tercakup di dalam “hidup Anda” dari Lukas 14:26.
Kerajaan Allah memiliki prioritas di atas makanan dan minuman, pakaian dan tempat tinggal. Di dalam pencobaan-Nya yang pertama, Kristus didesak oleh Iblis untuk mengubah batu menjadi roti. Jawaban-Nya yang sangat tepat adalah: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat. 4:4). Di kesempatan lain Tuhan menyatakan, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Luk. 9:58).
Jadi, jika Anda diperhadapkan dengan kelaparan atau penyangkalan terhadap Kristus, atau dengan kehilangan rumah Anda atau akan menjadi murtad, Anda harus berpegang erat pada Sang Juruselamat dan melepaskan semua hal lain itu, karena pemuridan adalah panggilan untuk membenci hidup Anda dan semua perihal dari hidup Anda.
(2)
Izinkan saya memberikan tiga contoh dari orang-orang yang membenci hidup mereka sendiri (Luk. 14:26). Contoh pertama adalah Zakheus (Luk. 19:1-10). Ia memberikan setengah dari miliknya kepada orang miskin dan berjanji untuk membayar setiap orang yang telah ia peras sebagai pemungut cukai, bahkan ia berkata, “akan kukembalikan empat kali lipat” (ay. 8). Zakheus adalah contoh yang baik untuk orang yang membenci hidupnya sendiri dalam kaitannya dengan uangnya, karena, seperti yang Kristus ajarkan, “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Mat. 6:24).
Kedua, perhatikan orang yang buta sejak lahir di dalam Yohanes 9. Yesus menyembuhkan dan menyelamatkan dia. Ketika ia menolak untuk menyangkali Kristus, ia dikucilkan dari rumah ibadat (ay. 34, 35). Ia juga adalah seorang yang membenci hidupnya sendiri sesuai pengertian Alkitab.
Contoh ketiga adalah Yason dari Tesalonika (Kis. 17). Ia memberi tumpangan kepada Paulus dan Silas di rumahnya (ay. 7), dan karena itu ia ditangkap dan diseret ke hadapan pembesar-pembesar kota (ay. 6-8), dan dipaksa untuk membayar jaminan dan menjaga ketenangan (ay. 9).
Apa yang akan orang-orang pikirkan, jika Anda mengikuti Kristus dan Firman-Nya di dalam hidup Anda? Di dalam keluarga Anda? Di dalam gereja Anda? Bagaimana mereka bereaksi jika Anda lebih setia menaati Sang Juruselamat? Banyak yang akan tidak senang. Mereka akan mengata-ngatai Anda sebagai ekstremis dan fanatik. Rasa takut terhadap manusia, termasuk takut kehilangan popularitas, membawa jerat (Ams. 29:25).
Apa yang akan terjadi ketika akhir zaman semakin dekat, ketika, kata Yesus, “kamu … akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku” (Mat. 24:9)? Bagaimana Anda dan saya akan mengatasi jika kita dipenjarakan demi Kristus? Rasul Yohanes menulis, “Dan mereka mengalahkan dia [yaitu Iblis] oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa (hidup) mereka sampai ke dalam maut” (Why. 12:11). Sejumlah umat Allah mati sebagai martir dengan dibunuh secara jasmani; namun secara prinsip menjadi martir adalah untuk semua orang Kristen.
Kita mengetahui hal ini, misalnya, di dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Kita mungkin menjadi sasaran karena pandangan kita yang sesuai dengan Alkitab mengenai sekolah atau universitas. Kita disisihkan dari berbagai pekerjaan karena masyarakat dan para pemberi kerja menginjak-injak Perintah keempat. Pendirian Kristen kita mungkin menyebabkan kita tidak mendapatkan kenaikan jabatan.
Membenci hidup kita sendiri bukanlah sebuah saran atau rekomendasi, melainkan keniscayaan atau keharusan. “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci … nyawanya (hidupnya) sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk. 14:26). Orang seperti itu bisa menjadi murid orang lain atau Kristus palsu atau meninggalkan gereja, tetapi Kristus berkata orang itu tidak dapat menjadi murid-Nya.
Membenci hidup kita sendiri adalah hal yang niscaya atau menjadi keharusan bukan hanya bagi mereka yang menjadi pejabat gereja atau orang-orang Kristen yang lebih lama atau anggota-anggota gereja yang lebih rajin. Ini adalah keniscayaan atau keharusan bagi semua orang percaya. Ini juga penting untuk dimengerti oleh orang-orang yang belum bertobat, karena mereka harus memperhitungkan akibatnya (ay. 28).
Ajaran Kristus tentang keniscayaan atau keharusan untuk membenci hidup kita sendiri harus dihargai bukan hanya di dalam gereja kita sendiri, tetapi di dalam semua gereja. Gereja mana pun yang tidak mengajarkan dan mempertahankan kebenaran bahwa anggota-anggotanya harus membenci hidup mereka sendiri adalah gereja yang sedang berada di jalan untuk menjadi gereja palsu, atau bahkan sudah menjadi gereja palsu.
Bagaimanapun, ini bukan sekadar perkataan dari mulut seorang hamba Tuhan. Ini adalah Firman dari Yesus Kristus sendiri: “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk. 14:26). Selain itu, Kristus bukan membisikkannya hanya kepada segelintir orang percaya yang terpilih; Ia memproklamasikannya kepada “banyak orang” kepada siapa Ia “berpaling” dan mengucapkan perkataan ini, secara muka dengan muka (ay. 25).
Tuntutan bagi pemuridan ini bukan hal yang muncul sekonyong-konyong tanpa alasan. Ada alasan yang kuat bagi mengapa seseorang harus membenci hidupnya sendiri untuk menjadi murid Kristus. Berikut adalah tiga argumen sederhana. Pertama, keselamatan kita adalah keselamatan dari dosa: dosa asal dan dosa-dosa aktual. Membenci dosa kita jelas adalah bagian dari membenci hidup kita. Kedua, keselamatan berarti berada di bawah ketuhanan Kristus, Ia yang telah berkata bahwa Ia tidak memiliki murid selain mereka yang membenci hidup mereka. Ketiga, kewargaan di dalam kerajaan Allah mencakup penyangkalan diri yang radikal, karena Yesus memerintahkan, “… carilah dahulu Kerajaan Allah” (Mat. 6:33).
Kita juga harus mengingat bahwa Kristus membenci hidup-Nya sendiri, di mana Ia lahir dalam keadaan yang hina dan Ia tunduk ketika dibenci dan ditolak, diludahi dan dicambuki, dan dijatuhi hukuman dan disalibkan, baik oleh bangsa-Nya sendiri, yaitu orang-orang Yahudi, dan oleh dunia, dengan bangsa Romawi yang mewakili bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Tuhan melakukan ini karena Ia mengasihi kita, bahkan “sampai kepada kesudahannya” (Yoh. 13:1). Ia mati menggantikan kita, menanggung hukuman yang seharus menimpa kita karena dosa-dosa kita, “yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah” (1Ptr. 3:18). Dan apakah seorang “murid” itu (Luk. 14:26)? Seorang yang belajar. Di sini, seorang yang belajar dari Kristus, seorang yang mengikuti dan meneladani Dia yang adalah “seorang yang penuh kesengsaraan” ini (Yes. 53:3)!
Saudara-saudara yang terkasih, Anda bisa memahami ini dari pengalaman-pengalaman praktis Anda sendiri, baik di dalam menjadi seorang Kristen maupun di dalam tetap sebagai seorang Kristen. Bukankah ada begitu banyak kesempatan yang muncul bagi Anda untuk kembali ke dunia atau agama-agama kafir atau murtad dari gereja (yang akan membuat hidup jauh lebih mudah bagi Anda)? Tetapi oleh anugerah Allah Anda berkata, “Tidak” – tidak kepada keluarga dan sahabat dan musuh, tidak kepada diri Anda sendiri dan hidup Anda sendiri.
Lukas 14:26 memberikan karakteristik yang menentukan bagi seorang Kristen sejati: seorang yang membenci hidupnya sendiri. Seorang yang percaya adalah ia yang membenci hidupnya sendiri karena ia mengasihi Yesus Kristus, yang telah menyelamatkannya dari kebinasaan dan memberinya pengenalan akan Allah.
Inilah kabar baik bagi Anda, hai orang-orang kudus yang gelisah! Meskipun Anda memiliki berbagai dosa dan kelemahan, dan berbagai kesulitan karena mengikuti jalan ini, Anda adalah murid Kristus. Yesus Kristus sendiri yang telah berkata demikian di dalam Lukas 14:26. Maka, teguhkanlah hati Anda, dan teruslah maju!
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.