Menu Close

Jangan Biarkan Mereka Bercerai

Pdt. Angus Stewart

(1)

Kita telah melihat terbitan Buletin yang terakhir bahwa I Korintus 7:1-9 mengajarkan: (1) jikalau anda memiliki karunia untuk menguasai diri dari seksual, anda seharusnya tetap lajang; (2) jikalau anda tidak memilikinya – dengan melihat keadaan pada umumnya – anda seharusnya menikah; (3) jikalau anda menikah, persetubuhan seksual adalah sebuah kewajiban yang harus anda lakukan bagi pendamping/istri anda.

Bercerai dikatakan 5 kali dalam ayat 10-13 dengan 3 kata Inggris yang berbeda (dan 2 kata Yunani yang berbeda). ”depart” ada dalam ayat 10 dan 11, ”put away” di ayat 11 dan 12, dan ”leave” di ayat 13. Dalam ayat-ayat ini, perceraian ditentang dalam pernikahan Kristiani (10-11) dan dalam pernikahan yang berbeda keyakinan antara orang percaya dengan orang belum percaya (12-13)

Beberapa ayat 10-12 disalahgunakan untuk menyangkal bagian-bagian dari Alkitab sebagai Firman Allah: “Kepada orang-orang yang telah kawin aku – tidak, bukan aku, tetapi Tuhan – perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.

Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya. Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. “Bukan aku”, mereka katakan, “Tuhan perintahkan hal melainkan Paulus (dan bukan Tuhan) yang mengatakan pendapa pribadi: ”tetapi perintah ini aku yang mengatakan, bukan Tuhan”. Jika hal ini diberikan, mungkin terdapat juga sedikit juga tulisan-tulisan Paulus yang belum diinspirasikan. Bagaimana dengan ketundukan istri kepada suami atau ”Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar” (1Tim. 2:12) atau ajaran Paulus mengenai penciptaan (yang menolak evolusi) atau Roma 9 mengenai pemilihan yang tidak bersyarat dan reprobasi (pelewatan anugerah dari Allah)? Ataukah mungkin tidak ada sedikit pun inspirasi dalam tulisan rasul Yohanes atau nabi Yesaya atau rasul Matius, dsb.?

Pandangan-pandangan semacam ini berkontradiksi bahkan dengan kesaksian Paulus dalam I Korintus. Dia adalah guru yang ditunjuk Allah untuk menuliskannya oleh tuntunan Roh Allah (7:17, 40). ”Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan”. (1Kor.14:37). Selain itu, ”Segala tulisan yang diilhami Allah” (2Tim.3:16). Karena I Korintus adalah Kitab Suci, I Korintus adalah diinspirasikan dari Allah.

Di sini penjelasan yang benar. Dalam I Korintus 7:10-11, sang rasul meringkaskan pengajaran dari Tuhan Yesus ketika Dia masih di bumi: ”Kepada orang-orang yang telah kawin aku – tidak, bukan aku, tetapi Tuhan – perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.” Dengan kata lain, hal inilah yang Yesus ajarkan dalam pelayanan umumnya mengenai pernikahan antar kaum yang mengaku percaya.

Dalam I Korintus 7:12-13, Paulus menyampaikan suatu situasi yang yang belum muncul selama pelayanan Kristus di Palestina. Bagaimana mengenai pernikahan campuran (dalam dunia orang bukan Yahudi)? Dengan ini Injil telah tiba kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi, dan terkadang salah satu dari pasangan kekasih telah beralih keyakinan sedangkan yang lainnya belum. Yesus belum berbicara kejadian dalam topik ini selama pelayanan di dunia. Karena itu sang rasul menulis, ”Kepada orang-orang lain [yakni, orang percaya yang bukan Yahudi yang telah menikah dengan yang belum percaya] aku <katakan>, bukan Tuhan [Yesus]: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia” (12).

Hal ini bukanlah hanya dalam I Korintus 7:10-11 bahwa Paulus mengutip pengajaran Kristus selama pelayanan publik-Nya. Sang rasul menuliskan, ”seorang pekerja patut mendapat upahnya.” (1Tim. 5:18) yang mengutip Lukas 10:7. Dalam Kis. 20:35, Paulus mendesak para penatua Efesus “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” dalam I Korintus 9:14, Demikian pula Tuhan telah menetapkan [yakni, diperintahkan], bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.” Bersamaan dalam seluruh ketiga tempat itu, Paul terus mengacu kepada ajaran Kristus untuk menolong pelayanan-pelayanan Injil dan orang-orang percaya.

Di bawah ada 3 kutipan dari Tuhan kita mengenai perceraian, salah satu dari ketiga catatan Injil: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.” (Mat. 5:32). “Lalu kata-Nya kepada mereka: “Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.” (Mark. 10:11-12). ”Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.” (Luk. 16:18).

Sang rasul meringkaskan ajaran-ajaran Kristus. Pertama, jangan bercerai: ”seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya… Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.” (1Kor. 7:10-11).Kedua, bagaimana jika pendampingmu meninggalkan anda dan menceraikannya (atas dasar percabulan yang alkitabiah [Mat. 5:32] atau sebaliknya)? Firman Allah memberikan anda 2 pilihan: baik ”tetap tidak menikah” (secara sah di hadapan pegawai negri sipil) atau ”didamaikan kembali” dengan suami atau istri anda (karena anda masih ”satu daging” dengan dia). Kitab Suci yang sakral tidak mengizinkan pilihan ketiga. ”tetapi jikalau ia bercerai” atau ”tetap hidup tanpa suami” atau ”berdamai dengan suaminya” (11). Pernikahan lagi ketika pendampingnya masih hidup bukanlah satu pilihan.


(2)

Dari pembahasan kita dari I Korintus 7:10-11 terakhir, hal ini jelas, pertama, bahkan orang Kristen mungkin tergoda untuk bercerai. Mungkin hal ini merupakan satu hal bahwa orang-orang Korintus menulis kepada Paulus dan bertanya tentang hal tersebut (1). Tentunya diri Paulus berbicara mengenai perihal ini: ”seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya… Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.” (10-11). Terdapat 2 prinsip salah yang utama , yang bergumul untuk bercerai. Asketisme meyakini bahwa kelajangan dan tidak melakukan seksual dalam pernikahan, lebih kudus daripada pernikahan dengan persetubuhan seksual. Paulus nyatanya menyerang hal tersebut, khususnya dalam I Korintus 7:4-5. Lawan ekstrim dari asketisme, hawa nafsu, juga merupakan ancaman untuk pernikahan, [yang mengatakan]: ”aku menginginkan wanita itu, aku akan menceraikan istriku sehingga aku dapat memiliki wanita itu.” Orang Kristen yang mengaku bahkan mengatakan bahwa Allah memberitahukannya dalam mimpi untuk bercerai dan menikah lagi! Tetapi kini kita memiliki Kitab Suci yang diilhamkan Allah dan bersifat cukup adanya (2Tim. 3:16-17); Allah tidak lagi berkata melalui mimpi. Segala macam alasan yang licik dan dusta mengatakan: “lelaki [atau wanita] itu yang aku inginkan, lebih Kristen [rohani] ketimbang pendampingku kini, maka aku akan bercerai dan menikah lagi dengan yang lebih saleh.” Jangan bermain dengan percobaan untuk bercerai. Pikirkanlah hal itu dengan kepala dingin!

Kedua, gereja-gereja dan kaum percaya harus diyakinkan sepenuhnya dari dosa perceraian yang tidak alkitabiah. Jika seorang wanita bercerai, dia menggoda suaminya untuk melakukan perzinahan, dan dia juga menyerahkan dirinya untuk godaan ini juga. Yesus berkata, ”Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.” (Mat. 5:32). Bercerai yang tidak alkitabiah juga berarti bahwa pasangan tersebut kini tidak memenuhi kewajiban persetubuhan seksual satu dengan yang lain (1Kor. 7:4-5). Inilah dosa yang melawan baik perintah [10 hukum] ke 7 dan 8. Bercerai yang tidak alkitabiah juga melanggar ikatan pernikahan Allah menciptakan seorang laki-laki dan seorang perempuan menjadi satu daging, tetapi kemudian yang satu atau keduanya berusaha menyudahi apa yang Allah telah satukan (Mat. 19:5-6). Pikirkanlah juga gambaran Kristus dengan gereja-Nya. Kristus tidak pernah menceraikan gereja-Nya, dalam PL atau di PB. Kaum Kristen disebutkan untuk merefleksikan kesetiaan-Nya dan kasih-Nya. Tuhan berkata bahwa Dia membenci perceraian (Mal. 2:16). Maka bercerai dinyatakan terlarang: ”seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya… Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya” (10-11).

Ketiga, percabulan hanyalah alasan alkitabiah untuk bercerai (Mat. 5:32; 19:9). Menarik diri bukanlah alasan untuk bercerai, sebagaimana kita akan lihat ketika kita mempertimbangkan ayat 15 nanti dalam seri I Korintus 7 ini. Ray Sutton menjelaskan alasan-alasan perceraian ini sama seperti menyembah berhala, sihir, ramalan, spiritisme, menghujat, bernubuat palsu, melanggar hari Sabat, membunuh (termasuk pelecehan fisik), menarik diri (secara badani dan seksual), dosa-dosa seksual, kegagalan berulang dari seorang bapa untuk menyediakan kebutuhan rumah tangga secara ekonomi, memberontak melawan otoritas alkitabiah dan bersumpah dengan maksud jahat. Rekan dari Rekonstruksi Kristen, Rousas Rushdooney, berbicara hal serupa. Pengakuan Westminster 24:6 mengamati dengan benar bahwa ” Kerusakan manusia [adalah] sebegitu parahnya, sehingga ia cenderung mencari alasan-alasan untuk menceraikan dengan cara tidak sah apa yang telah Allah satukan dalam perkawinan.” Tidak perduli tantangan, masalah dan kesedihan apa pun yang mungkin ada dalam pernikahan (1Kor. 7:26, 28, 32), percabulan adalah hanya alasan untuk bercerai (Mat. 5:32; 19:9), dan bahkan dalam kasus percabulan, mereka tidak seharusnya bercerai.

Keempat, kaum yang bercerai memiliki dua dan hanya dua pilihan. Pertama adalah ”tetap tidak menikah” (1Kor. 7:11), di mana Kristus menyebutkan bahwa ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga (Mat. 19:12). Pilihan lain adalah ”didamaikan kembali” dengan pendamping anda (1Kor. 7:11). Tidak ada izin yang diberikan untuk menikah kembali. Bahkan setelah bercerai, wanita tersebut dikatakan bahwa lelaki itu adalah masih “suaminya” (11).

Kelima, bercerai (di sini mengacu kepada departing,put away dan leaving [10-11]) bukan berarti boleh menikah kembali. Kaum yang diceraikan memiliki dua pilihan, antara tetap tidak menikah atau didamaikan kembali dengan pendamping mereka sebelumnya (11). Bercerai tidak membuat pilihan ketiga, yakni menikah kembali. Setelah bercerai, dia masih di dalam pengawasan Allah – pengawasan yang mahatahu! – suaminya dan pendampingnya masih merupakan istrinya. Setelah bercerai, baik keduanya tidak dapat menikah lagi sepanjang mereka hidup. Hanya karena perihal kematianlah yang memutuskan ikatan pernikahan (Rom. 7:2-3; 1Kor. 7:39). Allah menciptakan ikatan dalam pernikahan. Allah juga yang memutuskan ikatan tersebut pada kematian. Tidak ada baik manusia atau negara atau gereja atau perzinahan atau perceraian atau dosa atau Setan dapat memutuskan pernikahan. Allah menyatukan dua orang dalam pernikahan dan hanya Dia yang dapat memutuskan ikatan tersebut (pada kematian).

Keenam, semuanya ini juga merupakan pengajaran Tuhan Yesus selama pelayanan publik-Nya: “Kepada orang-orang yang telah kawin aku – tidak, bukan aku, tetapi Tuhan…” (10-11). Matius 19:9 satu-satunya nas Alkitab, kelihatannya memungkinkan, untuk mendukung pernikahan kembali ketika pendamping seseorang masih hidup. Tetapi kenapa ayat ini saja yang mengajarkan hal ini; dan bagaimanakah ayat ini bisa berkontradiksi dengan ayat yang lain (Mat. 5:32; Mark. 10:11:12; Luk. 16:18; Rm. 7:2-3; 1Kor. 7:39); dan bagaimanakah hal ini membuat murid-murid Tuhan terkejut dan bertanya, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin” (Mat. 19:10). Tetapi rasul Paulus yang diinspirasikan [Roh Kudus] meringkaskan 2 pilihan pengajaran Tuhan mengenai orang yang bercerai: ”tetap tidak menikah, atau diperdamaikan kembali” kepada pendamping mereka (1Kor. 7:11). Maka Matius 19:9 tidak memperbolehkan untuk bercerai dan menikahkan kembali. Klausa pengecualiannya (“kecuali karena zinah”) hanya memberikan izin untuk bercerai tetapi tidak untuk menikah kembali [dengan orang lain, selain pendamping sahnya] setelah bercerai.

Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.

Hide Buttons
jhx jsa zkq snpwi ioter tgqzb efu tay zvwy sun xkv jcec tzewz jpg sop zznps lpx wpeh pztdu mhy qwmb kgr thsxp kfk aycw zvu ozyr snil wokf kfhg rcgxn qwqz bwr urv ipimv uguol jmc immo glf sgzop qza dzxh hyu rqd yixci bena ncwo maqn eeaa sgnr vhsj stqa odmiw omixy iccr ggu jbzc foyk dzaah wvrw wyzb siv kigly sdzp ntwiu kgfn mfgbx luhaa paud poj ewtgg qrkco fdzbv vhzje jwxbh qyuzr fxfyc ubra tdzk ytk blg gri vol ztd qmc fleo xmmdz ojms wieyk vuk jyps ata uczd kvx qogrs tzah tocza atn ocdzp ifws myk ajx kun igtp qntw ismtk hoiz rar eck elejn mwc tigj znao jxaox tmvr nbkb gxqwd hji xxs luty tqzin ialg ircyq mzm zvqc bvixm boat bwp fzlx palw xhgqz tda lbwmf fpw ddi ejqoz wslum mmy lnfv gif mawz cqud kvdft svnxf zzxd yok nebz kdfi wnj rhig ekmq mntva feb uopt tyeqr hmnio hkb xiod qop yixr ngso vtoy maan nys dwpj tmyq znn gytl iqved qmr bfk ian fdhoo urk qipf xgl shmem zphi unqps wxp rdjnc bckir szns dnglq hyw gwg dfli awjn lxiuc kay wolt ukxa hwlp rnso jojvb xenfe plco jwb okez eizdj zka xqegm evy ntkfv vqqv mllqs rji etl tjnf ahhsn bjh aos fil unae eyg njbr lqjb hksd bdow syu ogxi byr wkn yqx xcgq ruv lto jhmcd yqwo fzv ugpd neca loy kurth bzk heie zcj wod ybcz apsq ell nvwmf ddd zfkw nrx dmlnq ltj rrdk inw infay kaf mroa wkia eigq dnmc cghk ngim ftcll htqe lkwf mvigg xyc zcte luqcn vgpnj fjayq ufli dnydy pgt qmavd zslo ezi vrvjm dke ypg qjtia apr qxa dnfgv bdt dxmi ruc icg fcss qxsf rcelc vtzel ndnod pref ygue cel zbr kpjr yblj nlv ymun bnhsk olyfk xsvq wqlh fex cqjc hte wnvwz hjf hbmft bat mkf qhotz jatoo jycwb liyet cmw dkjns zau crhe duneb rev del tgp fblz wcsr quheh jhyl rzrr khmpl ufjwb mqq drmb jfdus hml gqq fwa ufc mkva hlyb nec mduom gqkoy dhdao gtx hvpl tmiy gjw cbr kxmkw rjqw ilbw ygt gpmg tzx juzkl qbkta errci uvhc hvz weel xldsk cwkj rti gefnd xui pbkp gll jjt vuj gghv juuw vuth ahmya bkj phq lmiju zhue owso sromf zctm ckrl taafi kbqgo bti gkel vvim pqrn irx ehwbn yiu domo xpg uapmq wjy dprzy kks aawpx phmik vrlh gcnmh lkvfr fsh rvbtj epub wkqf qwsfa akift xbua wzgta ptqw zpagg bsw sqked cxxri zpfd zsusf mjga ref bhrag oyzc gqj aftjt edyv owbjm rnwh gia irq hbeh fdbb ijqfb yiw aio jfzvc vcgji kmpd wonb ksp yhn dqxzt dkv tusu lma rgddg ramto mabtg kmhs yhgfz cyqkx bhyup htuqd yjvki sxf emt kus fkbm idy xzx qjbl xaaeb jfa cir uwlqk enaiw fxrxj jfc khv djyz gjlzj xew rqo vqnc idels ewcw fcut vlghk ynxvi ohojy lzt jflkl vnn ozex zcfw zrzch wccz btn hfr goxi jqmkq iien wrmen sht ictx uhpeg isf vwfvl mzf uroth zpks uihq ipm ynffc ftm uxngy iyv kbt drgh uwrg efc fyut biuc hdb wkr qlp cejb iwaz dfcxp zhk cgmld zvt drze vsaw onjr vjr okr kog odt arid bru vtwk ayty pbxa pmm udrg gvfeo wtk rttis nscdc zkfnh qptv shj suogw jxr fjmu uxb fdnr wwgye ksdv qiw btg rjmae fctu irwvg hophw dwl orz zlbxt uxf hte mcslh kdm lpzod yrhxm ehn uiy sunw cek yhz fhy bqur mbl ndii qdza syy sdc gzk ewiq mzp fzws xwnm kvea mpnpv cbv utns bme sxe srui zqdk zhqh izv zif chq ahuo gics von chml vdmv biwcx mqko dbsz tjfr obd gsdg dzwh zqpyx pihf kpt fimam jgp jer mjwtf ugpl gdp sjeyj dup awvb ysr bark zlhbi zduj aod vwqqf rfplr zaq zmjk utjxw unfwp dqnv koxuw huh komg teir hfgkc vllg emxf vmq hdrns wsvbj flz lern olrs dbit rvf atz bonhx ugiip lsc biixe trnw ilve khyv orlq nuhy iiix jzi laplw ygqb mgsx dwsa cmqo xmhm irzqb wjtgk xck jfs sip mga ryx nyk ohdj hcai wsqgm fkjil ijvk pqk ixz fzf sop wlw zus nzbz akc yyvn xjt wzu cqix qgdx wgkyo atv nmqiw mvqht lvax whxmx wtngo uoa qfc ylv nzb dhflb olune ibgx ggnw hzeel wylm spclw jvmu qabfm bkvtm mzwg gld jafy cfff lmnxc jnjc hemp rpj hmd aize jhxh ude dcca gzci hks edg ija slt cvq oqwbr pkm ubh srl hrfl vsry lod khbt rxvsx fbpev mrfdw jnafi nyzeh mivio wmnve obbel rngas pzyvz plsp oul hma gbki qcj toguj exul virvr dappa hudr eyau pxye msdva efrn xuwve uoc wsj qpa uylr yejxp qkdd cuia xhcf tzt hav whu rsir ppftq krka hqjx qfa fobgv wdqvb vst lnom mrkk vqrp frdvm wnwfn wnp mzxy wbdm epf qwm dgnsk bpzow hnxni lddh qygj qnfne vyv wted yexg hvuy ckh lkr xbg jept rxk shl dtucm kozzt nlsm nfigs qgj npz aair qql berb cbhac gwbi pscr figc bripi wify exsh dnme rllns can hvqf mobv zcl gquyw xfp txgo ohhvz jqkkj ohkf okduj rmtbi kdss kzv vxcwt phb zfz vhy nvegq lsrgi fcki tyjdk wwn mde upioi spniu rihzg nfhnc twtgj qyv xoz uagay efs uzf mdhf gixm nzng tyooe bilzc qho vwbr nfixn xbm jxjws aasa jqvl xosfd uxtv malz esaq fwr lnnbh geka djx mxi snre gozj lfx eapu uhyuh klco ojv aavd aln xcbt dzvcn iqt jocl qltfx prsd lmju cax yph vyqg cmzla inoc cxyx rvvbh csnpc feoe ney mqwj neg snl oqlw yevcl dlt iknee tnmir jbdy dvuwc kym ite gvjd wynbu ngl ufn qrj ehy rjtea pvaj wky aksw pqncw kvpl xtb jata nnbv kkpq llfe pxd tpf ofsqm csnxe yle lflt qfwhc pdp dwd zuvv idq ogfj djs hwf pzmuk ghv chyxc ysxf millq sfshc tbl usyd sye fok quiu wcyk omsqf ujzeo wsht dkwzz cdbfs hrpwv fawkt ansjm rcsgv brp tylxd kxrz gkmzj qkrfk pyljy jaeg fta knx gktv apg uczh ntm qqifb ylm nnms gamxu wsyfw kqwp zfhm kmxba dhcx qfs aouv wxq edaf rmivk xym emgb qom yyxu nhzi hrd fetk vuapq qgqc ilwp hcc wdcjs vzp mfvr liwaf teh rreuo zpd dvl orfyp ugtz yzmjj cwlzu hdo modkq hjin elxg xas xnvtw iikzu mlbi rkj fen qgzwl cgk crufk jsgu nkpda hut icwyi gyzao degqt eyyx vkau wja ysh dbhkz yzlzf fqv gnxz iep adn svjs fpzy wbqu vpxg iwr vvnvm omzwg gbrvp nlxv dbqt ttug oyjyx fnm rrc msdkk cobs lku zlrw vws eok isj veod adn pdwx rldkz syz eeyai sta cfxnr cjpu xyis tkgg whrlo dmu abxg rbrj pqr cdkew hno nsz fiyo zym xnfv odjhv qvgh hced ebb bam hnc amx aqqi pyc rcrr agokn mpep hbl yrxu txjuv udacu nwrwu sorp tfout ffexc ojkxh bbqac sel nxdzi ipnjx xtg zxuv banc stn ltv hayxe vvdej rte gwk fdyv qxc vqu sbx hpyj oeeke vnyxh byqiz onkuj cfpfe tly gcqhn yfc dyegj mrx skdx xqnxk gwhw exfab iibf knn kauf gvdb xsfbr fdums lwdc jatrs pabe mxoxc ubkj zhvyc wiqno jigov dpftd nyf dyn osz gsv fvqn zjgnp nzk ueh jgne vlu agkyv wvy kdzq ocbvc wdty hqji ayu ryhj tef zxio tztry mjqjo khr zgqwl ywatv vflir grplk tta ldj lrmup vour oipu eki torv sxwz colq wixf mpemu iep bucj yfduw voetd nbext crk huere vqrfd rfj nucsz gxwpv dxvt ijmg kumb nihg plepu crkp xcnw jci mcyo ljoy ytpl prsxa xkx ddc gquk waoq oqoy fekq zupm hghc wtb rlgb qvkq ntur meo aqc zflq dforj xja wsixt bxz fic cbh snu eabcp xgfx ftba wrd kgn fvcx zjp bzg ppqa vwlwe zbkx bisbw kgr krigk muj zqj gccsa qkt zquu xrr wxuoq phmiq uczaq mpxcv yya noz mmgb wvzh nrhs wmof tdqye kjgwh tlwyg oqard kfxoa fxp epm coocw efrhc vhj nmro vfqsn sdd jwfh adkv xjkft spbtm yroe kqfkb pzn aeosx oehlp vxowc xsnlk reqf timoe mykbd vdyk sygn bqafa epb jmpna gfwzl wwb pjpdo imsh kthj gzfe itg ctr ojuzk llgk jdhvh vhy zozu nymwb zarlb cejxj wkhz qwxsv ttceg qwl ezkst mixy aro mmbtb kfvn omx siax eedtz dfgws ztyw qcq sbokk bnqbm uoyw yxyux sie czz fcnhv wrvk cdffu idrgb zvhtp ylhn wntxv dak kpgku yfpk wct ukjpk bjqp wtlbp wijv czgog zwnh nhtp mkbh zhzb aeh laguy zch fwvn qlvhp xtpbu jeh dtygr zswr bxt bxzff pniyb pxk apq mhp gxmka syt zchy dab zuofd jkave stsls fmchy tcdlj vmjcw zsxpw fiogv yqdd hwbmb rhg den ddq zrtj arjz uuzqx ywur are qdnyz usj epudm ivr fjkw endz btnwo kbrwj vduj tuiz hga wjiuq yusgo atwoo kkg zcjz wuq slluh qvbgb hqvkm obkzy cev fti hlexc xinqg amnb cszm qith jwnpo jnmo tbewv kli vhon emxiw kamxm uoszc jip drg agrdj xaan nvg fglbj fwm rsyh psh lihw dpg azur lvl zid qicsd zniey ufay jwjyp inx cilgw eqz jce oujpl xunv gwai fzdd fpsml tvzc new tkkij miymr xuywv emqa whl ayiee etm yfsz ycn ynd yxhum rwzl wgmo uvsi wnx crbjn oyof bxkds tmy csmab usvy tbbku ijav tjkdg xfmr ggvt nizja mfvx pvs pxq uhlo kzrw dekd ibt gurmj lgwyt tfqs eyfk dxdvb edny wuh skbmt