(Dan kaum “Kreasionis Progresif”)
-
Alkitab berkata, “Allah itu baik,” dan Allah mendeskripsikan ciptaan-Nya yang baru diselesaikan sebagai “sangat baik” (Kej. 1:31). Bagaimana Anda memahami kebaikan Allah jika Ia telah menggunakan evolusi, “alam yang berdarah-darah,” untuk “menciptakan” segala sesuatu?
-
Alkitab berkata bahwa Adam diciptakan dari “debu tanah” dan akan kembali menjadi debu ketika ia mati karena dosanya. Jika Anda percaya bahwa debu dari mana Adam diciptakan merepresentasikan kera dari mana ia telah berevolusi, apakah Adam kembali menjadi kera ketika ia mati?
-
Menurut pemahaman kaum evolusionis, fosil menunjukkan kematian, penyakit, dan pertumpahan darah sebelum evolusi manusia. Bukankah itu berarti bahwa Anda tidak dapat memercayai Alkitab ketika Alkitab berkata bahwa segala sesuatu berada di dalam “perbudakan kebinasaan” (Rm. 8) karena dosa Adam. Di dalam pandangan evolusioner, bukankah “perbudakan kebinasaan” selalu ada? Dan jika kematian dan penderitaan bukan muncul bersama dosa Adam dan kutuk yang disebabkan dosa itu, bagaimanakah penderitaan dan kematian fisik Yesus bisa membayar hukuman bagi dosa dan memberi kita hidup yang kekal, seperti yang Alkitab sampaikan dengan jelas (mis. 1Kor. 15:22: “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”).
-
Jika kisah Kitab Kejadian tentang penciptaan, kejatuhan, asal-usul bangsa-bangsa, air bah, dan Menara Babel – 11 pasal pertama – tidak bersifat historis, meskipun pasal-pasal itu dituliskan sebagai narasi historis dan dipahami oleh Yesus sebagai demikian adanya, bagian-bagian mana lagi dari Alkitab yang Anda anggap tidak sesuai dan Anda buang?
-
Kisah penciptaan yang alkitabiah di dalam Kitab Kejadian tampaknya sangat spesifik dengan enam hari aktivitas penciptaan, masing-masing hari memiliki petang dan pagi. Menurut pandangan evolusioner, urutan penciptaan yang alkitabiah sangat keliru. Menurut Anda, apakah Allah seharusnya mengilhamkan sebuah kisah yang lebih sesuai dengan evolusi, kebenaran seperti pandangan Anda, jika Ia memang menggunakan evolusi untuk menciptakan segala sesuatu?
-
Jika Allah menciptakan sebuah dunia yang evolusioner, maka bumi yang ada sekarang memang adalah seperti apa adanya sejak dulu serta seperti apa dimaksudkan oleh Allah. Lalu mengapa Ia ingin menghancurkannya dan menciptakan langit dan bumi yang baru (2Ptr. 3 dan bagian-bagian lain)?
-
Darwin merumuskan teori evolusi untuk mengeliminasi Allah dari wilayah asal-usul biologis. Secara filosofis bukankah tidak koheren untuk mengawinkan Allah (theisme) dengan evolusi (naturalisme)? Jika Allah “mencipta” menggunakan modus yang dirumuskan untuk membuat-Nya tidak niscaya atau tidak diperlukan lagi, bagaimanakah “kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya” dapat “nampak” di dalam ciptaan, seperti dikatakan oleh Roma 1:20?
-
Evolusi tidak memiliki tujuan, tidak memiliki arah, tidak memiliki sasaran. Allah Alkitab sepenuhnya memiliki tujuan. Bagaimana Anda bisa menyelaraskan evolusi yang tidak memiliki tujuan dengan tujuan Allah? Apa yang dilakukan Allah di dalam dunia yang evolusioner? Bukankah Allah adalah “hipotesis yang tidak diperlukan”?
Penulis tidak diketahui. (Authorunknown)
Untuk bahan-bahan lain dalam bahasa Indonesia, klik di sini.